Karena pariwisata, ekonomi Banyuwangi melesat
Pertumbuhan tersebut unggul dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,53% dan unggul 0,15% dari Jawa Timur.
Pilihan Kabupaten Banyuwangi menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan sangat tepat. Sebab, perekonomian kabupaten di Jawa Timur ini makin melesat. Pertumbuhannya berada di level 5,6 persen.
Pertumbuhan tersebut unggul dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,53 persen dan unggul 0,15 persen dari Jawa Timur.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Bagaimana Sido Muncul mempromosikan pariwisata Indonesia melalui iklan video musik Tolak Angin? Dalam iklan video musik itu, Sido Muncul menampilkan sejumlah tempat wisata yang indah, seperti Pantai PAAL yang berada di Desa Marinsow, Batu Dinding Kilo Tiga di Amurang, Bukit Larata di Desa Kinunang, Taman Nasional Bunaken, Pulau Nain, serta Tarian khas Sulawesi Utara yaitu Tari Kabasaran.
-
Kapan Mahfud MD melanjutkan kampanye di Semarang? Cawapres Mahfud MD melanjutkan kampanye di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 23 Januari 2024.
-
Kapan promo KURMA berakhir? Nasabah dapat memanfaatkan promo ini hingga 30 April untuk 1.500 nasabah pertama.
-
Siapa yang menyampaikan pesan tentang Bangga Berwisata di Indonesia Saja? Sejalan dengan program pemerintah, yang bertema Bangga Berwisata di Indonesia Saja dimana yang disampaikan oleh Presiden RI pada saat Rakor dengan Kepala Daerah pada Tanggal 22 September 2022.
-
Kenapa Nagita muncul di poster kampanye tersebut? Sebagai seorang yang masih ada darah Sulawesi Utara (yaitu) Manado, tentu bangga bisa mewakili daerah untuk membangun," tulisnya. "Namun untuk postingan yang mengatasnamakan saya sebagai Calon Wakil Gubernur, saya menyatakan belum pernah mencalonkan diri atau ajakan untuk mencalonkan," sambungnya.
"Rapor pariwisata Banyuwangi saat ini sangat positif. Dan ini buah kerja bersama dari semua elemen di Banyuwangi. Dalam beberapa tahun terakhir, kami sangat fokus mendorong sektor pariwisata. Hasil positif yang didapat pun sangat luar biasa," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Minggu (21/10).
Semakin kuatnya sektor pariwisata, membuat Banyuwangi benar-benar berubah. Pengangguran terbuka adalah contohnya. Jumlah pengangguran terbuka turun 50 persen. Tingkat pengangguran berada di angka 3,07 persen. Padahal, direntang 2010-an, angka pengangguran terbuka masih ada di angka 6 persen. Bagaimana kemiskinan? Problem ini ada di angka 8,64 persen, padahal 8 tahun lalu 20,09 persen.
"Kami benar-benar mendapatkan manfaat dari ini semua. Ada banyak problem yang teratasi. Apa yang kami usahakan ini bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat. Kami serius membangun pariwisata ini, sebab potensi jangka panjangnya akan semakin bagus," ujar Anas.
Ekonomi Banyuwangi melesat gara-gara pariwisata ©2018 Merdeka.com
Catatan positif pun terus berlanjut. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik 115,4 persen. Angka riilnya saat ini ada di Rp69,9 Triliun. Kenaikan juga dialami pendapatan perkapitanya. Angkanya ada Rp43,65 Juta pada 2018, padahal 2010 masih Rp20,8 Juta. Perkapita ini naik 109 persen. "Dari pariwisata ini bisa menarik sektor lain untuk maju. Sebab, kuncinya tetap pergerakan wisatawan," tegasnya lagi.
Menjadi pemicu pertumbuhan perekonomian, pergerakan wisatawan milik Banyuwangi tinggi. Jumlah arus masuk wisman tumbuh 691 persen dan ada di level 98.970 orang. Padahal, pada 2010 angkanya hanya 12.500 orang. Untuk arus wisnus tumbuh 10.639 persen atau 4,83 Juta orang di 2018. Jalur udara pun tumbuh 4.144 persen dan berada di angka 332.550 orang. Padahal, 2010 angka penumpang berada di 7.835 orang.
Tingginya angka kunjungan wisatawan tentu menjadi berkah. Sebab, para wisatawan ini mengeluarkan uangnya untuk menikmati berbagai fasilitas di Banyuwangi. Rata-rata wisman memiliki kemampuan spending hingga Rp2,7 Juta per trip. Sedangkan Wisnus rata-rata spendingnya sekitar Rp1,543 Juta. Spending para wisatawan ini pun menghadirkan perputaran sekitar Rp7,7 Triliun per tahun.
"Perputaran uang di Banyuwangi saat ini sangat menjanjikan. Lagi-lagi yang menikmati hasil secara langsung adalah masyarakat. Banyuwangi ini bisa digunakan model bagaimana membangun pariwisata yang ideal. Mereka berhasil mengatasi berbagai problem yang muncul sebelumnya," terang Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata RI Ni Wayan Giri Adnyani.
Ekonomi Banyuwangi melesat gara-gara pariwisata ©2018 Merdeka.com
Tumbuh dengan postur besar, pariwisata sudah menjadi penyumbang terbesar PDRB dalam tiga tahun terakhir. Rata-rata pariwisata memberikan kontribusi sebesar 10,3 persen.
Pada 2016, kontribusi pariwisata terhadap PDRB sebesar 9,5 persen dari Rp66,3 Triliun. Angka fantastis sebesar 11,07 persen dari Rp60,18 Triliun pun dibukukan pada 2015. Presentasi ini jadi donatur terbesar pariwisata dalam 6 tahun terakhir.
"Kalau pariwisata maju, otomatis semua akan mengikuti. Porsi sumbangsihnya terhadap daerah juga akan positif," ujar Giri Adnyani.
PAD sebesar Rp37 Miliar menjadi target The Sun Rise of Java pada 2018. Angka ini naik Rp15 Miliar dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 22 Miliar. Optimisme ini tidak lepas dari potensi 89 hotel, 9 hotel bintang (3 dan 4), 485 homestay, dan 750 rumah makan. Banyuwangi ini juga memiliki 58 destinasi wisata plus 68 travel agent.
"Target jelas dimiliki Banyuwangi setiap tahunnya. Sebab, semuanya sangat mendukung. Apa yang telah mereka usahakan kini memberikan feedback sangat bagus," tutupnya.
(mdk/paw)