Kasus Cebongan, PKS doa ada sosok Umar bin Khatab di Polri
Besarnya simpati kepada pelaku penembakan di Lapas Cebongan dikarenakan publik sudah kecewa dengan penegakan hukum.
Pelaku penembakan empat penghuni Lapas Cebongan, Sleman, DIY telah terungkap. Hasil tim investigasi Mabes TNI AD menyatakan bahwa pelaku adalah sebelas anggota Kopassus.
Namun, banyak kalangan masyarakat justru mengapresiasi keberanian dan kejujuran 11 prajurit Kopassus. Apresiasi tersebut bahkan cenderung membela para pelaku. Mengapa?
Anggota Komisi I DPR Mardani Ali Sera menduga, besarnya dukungan dan simpati yang justru diberikan masyarakat kepada pelaku dikarenakan masyarakat sudah sangat kecewa dengan penegakan hukum di Indonesia.
"Ada yang sakit dengan penegakan hukum kita. Kenyataan premanisme dan organisasi yang menggunakan cara kekerasan bisa eksis merupakan contoh jelas. Harus segera ditegakkan hukum," kata Mardani saat dihubungi, Senin (8/4).
Namun demikian, politikus PKS ini tidak membenarkan aksi kekerasan yang berujung pada tewasnya empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan itu.
"Yang kedua, tindakan oknum Kopassus tetap tidak dapat dibenarkan. Selemah-lemahnya hukum tidak dapat jadi alasan untuk bertindak di luar koridor. Adanya masyarakat yang mendukung aksi barbar justru menjadi keprihatinan kita bersama," tegas dia.
Untuk menghindari kejadian serupa terulang, dia berharap agar Polri melakukan pembenahan di internal. Terutama reformasi di tubuh Polri harus dilakukan secara serius.
"Tapi memang perlu reformasi yang kuat di tubuh Polri. Kami berdoa segera ada sosok Umar bin Khattab di Polri yang berani tegas, cerdas dan adil," imbuhnya.
"Secara perasaan bisa dimaklumi. Tapi tidak bisa dibenarkan. Pengadilanlah sebagai wadah menemukan kebenaran dalam negara hukum di dunia ini," tandasnya.