Kasus DBD di Tangerang Terus Meningkat, 350 Warga Terjangkit Selama Bulan Oktober
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menyebutkan, wilayah kecamatan seperti Curug, Panongan, Pasarkemis dan Legok, menjadi wilayah dengan penyebaran virus DBD tertinggi di paruh tahun 2021 ini. Catatan Dinas Kesehatan terjadi kenaikan kasus DBD selama bulan Oktober.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Tangerang, semakin mengkhawatirkan. Warga diminta menjaga pola hidup bersih dan menutup seluruh tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menyebutkan, wilayah kecamatan seperti Curug, Panongan, Pasarkemis dan Legok, menjadi wilayah dengan penyebaran virus DBD tertinggi di paruh tahun 2021 ini. Catatan Dinas Kesehatan terjadi kenaikan kasus DBD selama bulan Oktober.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Bagaimana cara terbaik untuk mencegah DBD? Langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mencegah terjangkitnya kembali DBD. Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan adalah melalui vaksinasi.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
"Naik 82 orang dalam sebulan, sebelumnya kan 268 orang sekarang jadi 350," kata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi dikonfirmasi, Rabu (17/11).
Meski begitu, Hendra mengklaim bahwa penambahan 82 pasien DBD di sepanjang bulan Oktober itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
"Alhamdulillah tidak ada laporan yang meninggal dunia," ujar dia.
Menurutnya, berdasarkan data yang dirangkum dari 29 wilayah kecamatan se-Kabupaten Tangerang, pasien DBD didominasi oleh usia anak-anak. Dengan wilayah penyebaran seperti Kecamatann Curug, Panongan, Pasarkemis dan Legok.
"Wilayah terbanyak itu ada wilayah Curug, Panongan, Pasarkemis dan Legok Sebagain besar anak-anak tapi ada juga dewasa. Anak anak lebih kurang 60 persen dari kasus tersebut," terang Hendra.
Untuk itu, dia mengajak seluruh warga Kabupaten Tangerang, untuk mengantisipasi dan melakukan upaya bersih - bersih rumah dan area lingkungan tempat tinggal agar tidak terkena DBD dengan 3M (menutup, menguras dan mengubur).
Selain itu, Hendra juga meminta kepada puskesmas hingga Rumah Sakit untuk menyiapkan sarana dan prasana dalam mengantisipasi penyakit DBD.
"Kita sudah menyebarkan surat kewaspadaan kepada seluruh puskesmas dan rumah sakit kejadian luar biasa DBD ini. Jadi harus mempersiapkan ini sarana prasarana di rumah sakit," tandasnya.
Baca juga:
Data Kemenkes: Per Oktober 2021, Kasus DBD Jauh di Bawah Tahun 2020
Pengasapan untuk Mencegah DBD di Ibu Kota
Sepanjang 2021, Ratusan Warga Kabupaten Tangerang Terinfeksi DBD
Pengasapan Cegah DBD di Kelurahan Pancoran
Perubahan Cuaca, Warga Tangsel Diingatkan Waspadai Ancaman DBD
Tiga Daerah di Jabar Peringkat Tertinggi Kasus DBD Nasional