Kawanan Lumba-Lumba dalam Jumlah Besar Muncul di Pantai Lovina Bali
"Di sini ada 7 jenis lumba-lumba dan memang wisata lumba-lumba alami. Di sini memang rumahnya dari zaman dulu," kata Gede Putra
Kawanan lumba-lumba muncul di sekitar Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (18/7). Pemandu wisata Pantai Lovina Gede Putra mengatakan perairan utara Bali tersebut memang sering didatangi kawanan lumba-lumba dalam jumlah banyak.
"Di sini ada 7 jenis lumba-lumba dan memang wisata lumba-lumba alami. Di sini memang rumahnya dari zaman dulu," kata Gede Putra saat dihubungi via telepon, Kamis (18/7).
-
Kapan Jalak Bali dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali? Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali dan merupakan hewan endemik Indonesia. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Hewan apa yang menjadi perwujudan dewi Bastet? Dewi Bastet dalam mitologi Mesir erat kaitannya dengan kucing. Di Mesir Kuno, kucing dihormati sebagai simbol penting dalam agama dan pertanian karena peran mereka dalam melindungi tanaman dan membasmi hewan pengerat, yang membantu mencegah penyakit. Orang Mesir Kuno percaya bahwa Bastet dapat berinkarnasi dalam bentuk kucing.
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Bagaimana cara membedakan banteng dari sapi Bali? Bercak putih pada bagian kaki inilah yang menjadikan banteng mirip seperti sapi Bali. Dan memang, sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang merupakan keturunan langsung dari banteng.
Dia menyebut munculnya gerombolan lumba-lumba ini menarik wisatawan lokal maupun mancanegara datang ke Pantai Lovina. Lumba-lumba tersebut juga sudah terbiasa dengan kedatangan manusia. Sehingga, kata Putra, kedatangan para turis tidak membuat lumba-lumba itu stres.
"Iya tidak (Stress), itu sudah terbiasa dari dulu. Karena kita tidak mengganggu kita lihat pertunjukan saja saat dia lompat," ujarnya.
Para wisatawan bisa menikmati aksi lumba-lumba di Pantai Lovina pada pukul 06.00 WITA. Putra menuturkan, wisatawan bisa menyewa perahu jukung dengan tarif Rp100 ribu per orang untuk wisatawan lokal. Sedangkan, wisatawan asing harus merogoh kocek 25-30 USD per orang.
"Biasanya, di areal pantai Lovina saja. (Jaraknya) kadang dekat, kadang jauh sekitar 3 kilometer sampai 7 kilometer. Kadang kalau dekat 10 menit pun sudah sampai. Tidak mesti, kadang juga jauh," tutur Putra.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Balai KSDA Bali mengatakan Pantai Lovina memang menjadi habitat gerombolan lumba-lumba tersebut.
"Lovina itu salah satu memang habitatnya. Wilayah perairan menjadi jalur migrasi lumba-lumba ini. Lumba-lumba ini bergerak dari perairan timur seperti Nusa Tenggara, Australia, Sulawesi dan utara Bali untuk ke wilayah barat (Laut Jawa)," ujarnya.
"Jadi selama ini, memang jalur transit dan dia memang intens. Karena ini merupakan salah satu pertemuan arus. Jadi arus hangat dan dingin. Ini yang disukai lumba-lumba," tambahnya.
Budhi juga menerangkan, kawanan lumba-lumba itu bermigrasi sepanjang tahun dalam kelompok besar. "Jadi kalau perilaku lumba-lumba ini selalu bergerak sepanjang tahun. Dia tak akan diam di satu tempat. Selama jalur perairan nyaman dari gangguan dan sebagainya dia akan memanfaatkan jalur tersebut," ujarnya.
Saat ini, pihaknya sedang mengurus pembuatan dokumen Peraturan Daerah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Perda RZWP-3-K) atau penetapan ruang untuk mengatur aktivitas pariwisata di wilayah itu.
"Ini bagian strategi untuk melindungi zona perairan mana yang dijadikan wisata bahari dan perairan yang dilindungi. Kami bicara satwa tentu tentang ketersediaan habitat dan bagaimana memastikan habitat tak terganggu. Kalau secara kebijakannya maka perlu pengaturan ruang. Ini menjadi area-area yang memang diperuntukan untuk satwa-satwa tertentu," ujarnya.
Baca juga:
Tahun Depan, Pulau Komodo Mulai Ditutup Hingga 2021
Harimau yang Resahkan Warga Padang Lawas Akhirnya Ditangkap
Marak Perburuan Gajah, Gadingnya Diambil Buat Mahar Pernikahan
6 Komodo Hasil Sitaan Perdagangan Satwa Ilegal Dilepas Liar di NTT
Hewan di Alam Punah Perlahan