Kekeringan bikin petani di Aceh Besar rogoh kocek lebih dalam
Hanya saja mereka harus mengakali stok BBM karena jumlah pembelian dibatasi.
Petani di Gampong Siron Blang, Kecamatan Kuta Glie, Kabupaten Aceh Besar terpaksa harus merogoh kocek lebih lantaran kekeringan sejak dua bulan terakhir ini. Sebab, mereka mesti membeli bahan bakar minyak supaya pompa bisa hidup dan mengaliri air ke sawah.
Ada enam pompa dipergunakan menyedot air dari Sungai Krueng Kimeureu untuk mengaliri air ke sawah seluas 60 hektare. Mereka bahu-membahu secara bersama-sama mengaliri air ke sawah.
Setiap harinya, mereka membutuhkan dana Rp 1 juta untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk membeli BBM agar mesin pompa air bisa setiap hari mengaliri air ke sawah, petani memilih patungan.
Kepala Desa Gampong Siron Blang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Mustafa (47) yang juga petani setempat mengatakan, kemarau ini sudah berlangsung sejak dua bulan terakhir.
"Biasanya kita tanam padi satu tahun sekali, waktu tadah hujan, sekarang kita coba satu tahun dua kali," kata Mustafa, Sabtu (15/7).
Katanya, biasanya petani tanam padi pada Oktober hingga Februari, karena pada bulan tersebut ada turun hujan. Sehingga petani tidak perlu kesusahan mendapatkan air seperti sekarang harus disedot dengan pompa dari sungai berjarak sekitar 200 hingga 500 meter.
Mustafa mengaku, hal yang dikeluhkan oleh petani sekarang bukan perkara tidak ada air. Akan tetapi, susahnya membeli BBM dari pertamina. Karena pihak SPBU tidak memberikan beli BBM lebih dari dua jerigen.
"Sementara kami butuh minyak Rp 1 juta per hari untuk enam mesin pompa air yang hidup 24 jam," jelasnya.