Keluarga ABK Charles tagih janji Wiranto bebaskan sandera
Komunikasi yang dibangun keluarga ABK bersama dengan pemerintah dan perusahaan, nyaris tidak ada kemajuan berarti.
Batas waktu bayar tebusan empat sandera ABK Charles, berakhir hari ini. Namun, sejauh ini upaya pembebasan sandera belum ada titik terang. Para istri menagih janji Menkopolhukam Wiranto.
Salah seorang keluarga ABK Charles, Abdul Muis (ayah kandung kapten Ferry Arifin) beserta istrinya, Elona Rahmadani (istri Robin Piter), Dian Megawati Ahmad (istri Ismail) dan sejak pagi tadi berkumpul di kediaman Elona. Mereka saling menyemangati menanti kabar terbaik di batas waktu hari ini.
"Memang batas akhir hari ini, kita belum tahu pasti perusahaan dan pemerintah. Entah bagaimana caranya (membebaskan sandera)," kata Abdul Muis, saat berbincang bersama wartawan di kediaman Elona, di mes karyawan PT Rusianto Bersaudara, Sungai Lais, Senin (15/8) sore.
Komunikasi yang dibangun keluarga ABK bersama dengan pemerintah dan perusahaan, nyaris tidak ada kemajuan berarti. Kendati demikian, keluarga ABK tegas menagih janji Menkopolhukam Wiranto, untuk membebaskan sandera.
"Wiranto bilang saya berjanji menyelesaikan ini, membebaskan. Sy bilang buktikan ke dia, buktikan!" kata Muis, Senin (15/8).
"Info dari pemerintah, mereka (7 sandera ABK Charles), sudah disatukan. Kita yakin, ketujuh sandera bisa pulang selamat. Harus pasti, bisa pulang. Wiranto berjanji, saya minta buktikan," ujar Muis.
Pihaknya belum mengetahui apakah nantinya para sandera bakal dibebaskan melalui bayar tebusan atau tidak. "Yang penting bisa pulang. Perusahaan pada dasarnya begitu (mau bayar) berapa nominalnya. Sudah siap atau tidak, saya belum tahu itu urusan mereka," terang Muis.
Menurut Muis, ketujuh sandera dikabarkan dalam kondisi sehat. "Sebenarnya kita tidak melihat langsung. Kita positif thinking saja. Karena saya tidak melihat dengan kepala sendiri," tambahnya.
Sementara, Dian Megawati Ahmad menambahkan, hingga saat ini, dia tidak lagi kontak dengan para penyandera, selain kontak terakhir 1 Agustus 2016 lalu, yang meminta tebusan 250 juta peso. Itu untuk menebus empat sandera, yakni Ismail, Muhammad Sofyan, Muhammad Nasir dan Robin Piter.
"Kontak terakhir 1 Agustus 2016 lalu, waktu kita di Crisis Center Jakarta. Pemerintah bilang mereka mereka hidup, kondisi detailnya seperti apa, tidak dipastikan," ujar Dian.
"Soal serangan militer ke kelompok mereka (Al Habsy Misaya), apapun itu yang dilakukan, kita benar-benar berharap tidak berisiko apapun," demikian Elona menambahkan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail juga datang menemui keluarga korban sandera ABK Charles. Nusyirwan menyebut negara sedang dipertaruhkan dalam upaya pembebasan ini.
Nusyirwan dan jajarannya, tiba menemui keluarga ABK sekitar pukul 15.25 WITA. Dia terus memonitoring perkembangan terkini pembebasan sandera, bahkan hingga batas waktu terakhir bayar tebusan.
"Terkait persoalan penyanderaan ini, ini pertaruhan nama negara. Ini sudah ditangani Menkopolhukam (Wiranto), BIN, dan Pak Presiden Joko Widodo juga memonitornya," kata Nusyirwan.
Nusyirwan terus mencoba menenangkan keluarga ABK, yang menanti dengan kecemasan nasib suami dan keluarga mereka. "Tidak segampang yang diancamkan soal tebusan itu. Kita yakini, masih banyak jalan. Saya di sini, memberikan semangat karena ibu dan bapak di sini, warga Samarinda," ujar Nusyirwan.
Dian Megawati Ahmad, juga sempat menyuarakan keinginannya kepada Nusyirwan. "Kita minta kepada pejabat kota, bantu kita menyuarakan ke pusat, agar lebih cepat dan aman proses ini," kata Dian.
Diketahui, Al Habsy Misaya yang menyekap 4 sandera ABK Charles masing-masing Ismail, M Nasir, Robin Piter dan M Sofyan. Tidak kurang kontak 3 kali mengontak istri Ismail, Dian Megawati Ahmad. Mereka menyampaikan permintaan tebusan 250 juta peso, untuk menebus keempat sandera itu.
Namun pemerintah menegaskan tidak akan membayar uang tebusan. Yang disayangkan, tidak diketahui keberadaan dan nasib jelas 3 sandera lainnya yakni Edi Suryono, kapten Ferry Arifin dan Mabrur, yang berada di tangan militan Abu Sayyaf selain Al Habsy Misaya.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Edi Sudrajat, mungkin bagi banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya.
-
Di mana Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
Baca juga:
Kemenlu beri pendampingan psikologi keluarga ABK Charles
Tenggat tebusan ABK Charles tinggal 2 hari, ini harapan keluarga ABK
Keluarga minta pemerintah bebaskan 7 ABK Charles sebelum HUT RI-71
Pasukan khusus TNI siap serbu kelompok Abu Sayyaf di Filipina
Penuhi janji, Duterte perintahkan militer habisi Abu Sayyaf