Kemenkes Sebut Mobilitas Masyarakat Meningkat Selama PPKM, Banyak Pelanggaran Prokes
Kemenkes meminta masyarakat kembali mematuhi protokol kesehatan dan menekan mobilitas. Masyarakat diingatkan bahwa peningkatan kasus Covid-19 selalu berbanding lurus dengan peningkatan mobilitas dan menurunnya kepatuhan protokol kesehatan.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan mobilitas masyarakat mulai meningkat setelah pemerintah melakukan relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di saat bersamaan, banyak terjadi pelanggaran protokol kesehatan.
Maxi mengaku melihat langsung mobilitas masyarakat mulai meningkat saat melakukan perjalanan darat dari Bandung menuju Jakarta. Dalam perjalanan tersebut, Maxi melewati Cianjur, Sukabumi, dan Ciawi.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Dimana PKM dibentuk? PKM merupakan program yang secara khusus dibentuk oleh Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI) Republik Indonesia.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menindak tegas PPKS? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Apa saja jenis PPKS yang ditemukan di Jakarta? Contoh PPKS yang dijangkau adalah manusia gerobak, manusia silver, pengemis, dan badut.
"Sesudah turun kasus, saya lihat di pasar-pasar mobilitas tinggi dan banyak lagi yang melanggar protokol kesehatan tidak pakai masker," kata Maxi dalam diskusi virtual, Selasa (7/9).
Maxi meminta masyarakat kembali mematuhi protokol kesehatan dan menekan mobilitas. Dia mengingatkan peningkatan kasus Covid-19 selalu berbanding lurus dengan peningkatan mobilitas dan menurunnya kepatuhan protokol kesehatan.
"Kita tidak boleh jumawa melihat kasusnya sudah menyentuh di bawah 10.000 bahkan kita bergerak di bawah 5.000 per hari," ujar dia.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting mengatakan Indonesia masih rentan mengalami lonjakan kasus Covid-19. Hal ini dilihat dari penambahan angka kematian Covid-19 yang masih tinggi.
Data 6 September 2021, kasus kematian akibat Covid-19 nasional bertambah sebanyak 612 orang.
"Sehingga ini masih rentan untuk terjadinya lonjakan (kasus Covid-19) kalau misalnya masyarakat tidak patuh (terhadap protokol kesehatan)," katanya dalam diskusi, Selasa (7/9).
Selain angka kematian tinggi, masih adanya varian baru termasuk varian Delta bisa memicu kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Tanah Air. Belum lagi, kata Alex, jika varian baru Covid-19 dari luar negeri masuk ke Indonesia.
"Bahwa di Indonesia banyak varian baru yang sudah masuk, termasuk Delta yang sewaktu-waktu bisa melonjak kembali kalau misalnya kita tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik," ujarnya.
Baca juga:
Jateng Tak Lagi PPKM Level 4, ASN Diizinkan Ganjar Antar Jemput Anak PTM Terbatas
PPKM di Bantul Turun ke Level 3
Pemprov DKI Minta Pelaku Usaha hingga Pengunjung Pakai Aplikasi PeduliLindungi
Objek Wisata Dieng Siap Dibuka dengan Prokes Ketat
PPKM Level 3, Sejumlah Tempat Wisata di Boyolali masih Ditutup
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang, Ini Persyaratan Perjalanan Kendaraan Pribadi dan Umum
VIDEO: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang hingga 13 September, Aturan Dilonggarkan