Kementerian Perindustrian Latih Santri Banyuwangi Berbisnis Roti
Pelatihan yang digelar selama 4 hari, mulai Kamis-Minggu (3 - 6/10/2019) ini diikuti puluhan santri. Pelatihan ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih.
Upaya Pemkab Banyuwangi menumbuhkan semangat berwirausaha untuk para pelajar di sekolah yang berbasis pondok pesantren terus mendapat dukungan pemerintah pusat. Kali ini, Kementerian Perindustrian menggelar pelatihan pengolahan roti bagi para santri di Banyuwangi.
Pelatihan yang digelar selama 4 hari, mulai Kamis-Minggu (3 - 6/10/2019) ini diikuti puluhan santri. Pelatihan ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Gati menjelaskan pelatihan ini adalah bagian dari program besar pemerintah pusat dalam mencetak banyak wirausaha muda di Indonesia.
©2019 Merdeka.com
"Di tahun 2030, kami ingin menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Untuk mewujudkan itu, syaratnya 4 persen dari penduduknya harus berwirausaha. Untuk itu, kami rutin melibatkan pelajar dan para santri untuk menjadi entrepreneur," kata Gati di Banyuwangi, Jumat (4/10/2019).
Gati menjelaskan mengapa pihaknya memberikan pelatihan bagi para santri. Menurut dia, siswa yang belajar di pondok pesantren memiliki mental dasar yang dibutuhkan bagi seorang wirausaha.
"Santri ini kan siswa yang sudah tertempa. Umumnya, mereka lebih tekun, taat dan jujur, sehingga mengajak dan membentuk mereka ini relatif lebih berhasil," jelasnya.
Gati berharap program ini akan mengembangkan sektor kuliner yang ada di Banyuwangi. Banyuwangi, kata dia, telah dikenal dengan ragam kulinernya.
©2019 Merdeka.com
"Banyuwangi kan sudah dikenal kopinya, dan santri di sini juga sudah dikenalkan pelatihan kopi. Jadi, rasanya sangat pas perkembangan kopi diiringi pula dengan 'teman minum kopi', yakni roti," kata Gati. Pelatihan ini mendatangkan koki dan praktisi pembuat roti.
Dalam kesempatan itu, juga diserahkan secara simbolis bantuan peralatan pembuat roti sebanyak 16 jenis kepada pondok pesantren. Di antaranya planetary dan spiral mixer, proofer, oven, mesin potong roti, kulkas, loyang pelengkap oven, dan bakery pan trolley.
Salah seorang peserta pelatihan, Muhyiddin (21) mengaku senang bisa mengikuti pelatihan roti ini. Berbagai teknik memasak roti bakal diajarkan dalam kelas ini. Tidak hanya membuat roti yang enak, namun pemilihan bahan yang sehat dan bergizi juga akan disampaikan.
"Cacok sekali dengan hobi memasak saya. Ilmunya akan saya gunakan dulu untuk membantu memasak di pondok, sekaligus dicoba untuk dijual di kalangan teman-teman santri. Doakan saya bisa punya warung atau rumah makan sendiri," kata Muhyiddin.
©2019 Merdeka.com
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas secara terpisah menyatakan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah pusat akan pengembangan sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi.
"Semoga pelatihan ini bermanfaat bagi seluruh peserta. Kalau ini sukses, nantinya bisa diduplikasi oleh pesantren-pesantren lainnya. Harapan kami, program ini terus kontinyu dan bisa terus dimonitor oleh pusat sehingga akan berkelanjutan," pungkas Anas.
(mdk/hhw)