Kenapa finalis Miss Indonesia terjerumus ke dunia prostitusi?
Puty Revita nekat melayani pria hidung belang mengandalkan rekam jejaknya.
Artis seksi Nikita Mirzani dan finalis Miss Indonesia 2014 Puty Revita (PR) diciduk satuan polisi yang tengah menyamar. Mereka berdua terlibat sebagai penjaja diri dalam kasus prostitusi di hotel mewah Kempinski, Jakarta Pusat.
Mantan Finalis Miss Indonesia yang berasal dari Kalimantan Timur tersebut nekat melayani pria hidung belang mengandalkan rekam jejaknya.
Sosiolog Universitas Indonesia, Musni Umar menjelaskan bahwa ketika masuk lingkaran sosial baru, Puty akan melakukan proses imitasi. Dalam hal ini dia terjebak dalam alur hidup para model dan artis yang cenderung glamor.
"Kalau kita bergaul di lingkungan tertentu, pada umumnya pendatang baru akan ikut atau terpengaruh dengan lingkungan barunya. Katakanlah finalis Miss Indonesia itu kemudian bergaul dengan para artis papan atas. Jadi cepat atau lambat itu akan ikut apa yang dilakukan para artis itu," kata Musni saat dihubungi merdeka.com, Jumat (11/12).
Dalam pola hedonis lingkungannya, Puty harus mengubah kultur aslinya. Dalam hal pekerjaan, dia tak lagi berpikir bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup. Lebih dari itu menurut Musni, Puty harus memenuhi kebutuhan glamornya yang tak terhingga.
"Pendorong kenapa misalnya finalis tadi itu dia melakukan perdagangan tubuh itu bukan untuk sekadar mempertahankan hidup. Tapi mereka melakukan itu untuk melayani gaya hidup yang hedonis, glamor. Publik figur itu kemudian untuk menempatkan diri pada puncak sebagai artis, itu kan ada kebutuhan hidup yang mewah. Mulai dari pakaiannya, tasnya, sepatunya, segala hal lah. Dia masuk pada tataran elite. Tak mungkin beli sepatu yang murah. Itu artinya mereka memerlukan uang yang banyak," ujarnya.
Wakil Rektor I Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) juga menilai bahwa sebagai finalis putri Indonesia atau artis papan atas, ada saatnya mereka panen, memperoleh uang banyak. Tapi juga bisa mereka mengalami paceklik. Saat kondisi keuangan terpuruk, orang semacam Puty akan cenderung memilih mencari job lain yang bersifat pragmatis, tak perlu kerja keras untuk mendapatkannya.
"Mereka melakukan double job, di samping menjadi artis, juga menjadi pelacur. Nah ini biasanya tidak tertutup dengan profesi artis saja. Untuk mendapatkan uang secara gampang ya akhirnya menjual diri, masuk ke dunia pelacuran. Inilah yang terjadi di masyarakat kita. Tapi apakah semua artis melakukan seperti itu, tidak juga. Tapi mereka yang tidak bisa mengendalikan diri dan hidupnya dikendalikan gaya hidup mewah, ya tidak ada pilihan kecuali menjadi pelacur," ungkapnya.
Musni mendorong agar tak hanya mucikari, penjaja tubuh seperti Nikita dan Puty harus dijerat pidana. Selain itu dia juga berharap pria hidung belang yang meminta dipuaskan hasrat seksualnya turut diproses secara hukum.
"Tentu banyak yang melakukan hal seperti itu, tapi karena mereka berdua lagi sial saja. Akhirnya ketahuan oleh polisi. Sepandai-pandai menyembunyikan perilaku tidak patut itu akhirnya ketahuan juga oleh polisi. Supaya memberi efek jera, polisi harus betul-betul menuntaskan persoalan ini. Jangan lagi dikatakan mereka korban. Akan lebih hebat lagi jika polisi juga mengungkap siapa yang menjadi teman kencan mereka. Ini harus diungkap juga agar ada hukuman sosial juga dari masyarakat," tegasnya.
Musni juga menegaskan bahwa tak cukup para pemain di dunia prostitusi tersebut dipolisikan. Baginya harus ada sanksi moral sebagai hukuman sosial pada mereka. Sebab menurutnya, jika penjaja tubuh dan pembeli terus dilepas dan proses hukumnya disembunyikan, maka fenomena jual tubuh akan semakin marak.
"Itu selain hukuman pidana karena mereka melanggar undang-undang. Tentu harus dipidanakan dan diberi sanksi moral. Bahayanya nanti malah diikuti oleh orang-orang. Masyarakat kan mengikuti perilaku publik figur seperti misalnya miss Indonesia. Karena mereka sudah jadi publik figur harusnya perilaku dan penampilan tidak sembarangan. Kalau tidak dihukum, dibiarkan dan seolah ditutup-tutupi, masyarakat juga tidak memberi hukuman sosial, ya tunggu saja akan semakin marak publik figur menjual diri," pungkasnya.