Kerusuhan Wamena: Sudah Sembunyi, Diteriaki Bunuh hingga Rumah Dibakar
Abdullah sengaja menutup kepala, pundak hingga tangan kanannya dengan sehelai selimut. Wajah sebelah kanannya terlihat putih dan mengelupas sisa terbakar api.
Abdullah sengaja menutup kepala, pundak hingga tangan kanannya dengan sehelai selimut. Wajah sebelah kanannya terlihat putih dan mengelupas sisa terbakar api.
Sementara tidak jauh dari Abdullah, adik laki-lakinya dengan wajah agak kehitaman akibat terbakar api saat kerusuhan di Wamena. Keduanya berhasil menyelamatkan diri setelah berjibaku dari amukan massa yang membakar rumah dan seisinya.
-
Apa itu Wayang Papua? “Menurut saya wayang itu merupakan hal yang simbolis dari Jawa. Maka dari itu saya gabungkan saja dengan buat wayang Papua,” kata Lejar, mengutip kanal YouTube Seni dan Sekitarnya.
-
Siapa yang memimpin penyerahan bantuan 'Kemendag Peduli' di Papua Tengah? Terkait dengan bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem yang dialami wilayah Papua Tengah, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Perdagangan, bantuan 'Kemendag Peduli' diserahkan langsung di bawah pimpinan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
-
Di mana ibu Persit ini tinggal di Wamena? “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Bantuan apa yang diberikan oleh Kemendag kepada masyarakat di Papua Tengah? Bantuan ini ditujukan kepada masyarakat Kabupaten Puncak, khususnya Distrik Agandugume dan Lembawi. Serah terimanya dilakukan secara simbolis yang diwakili oleh Bupati Puncak Willem Wandik di Posko Tanggap Darurat Penanganan Bencana Kabupaten Puncak di imika, Papua Tengah pada Selasa (19/9) lalu. Bantuan 2.000 Paket Kebutuhan Pokok Bantuan yang diserahkan berupa barang kebutuhan pokok sebanyak 2.000 paket.
"Lukanya di pipi dan tangan, tapi sudah diatasi di Wamena dan Jayapura, sudah sembuh tinggal bekasnya saja," ungkap Abdullah usai turun dari Pangkalan Lanud (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (3/10).
Abdullah yang asal Sampang, Madura menceritakan, usahanya untuk lolos dari massa yang anarkis dan menghanguskan rumah yang ditinggalinya. Ia sebenarnya sudah mendapat informasi kalau ada demontrasi, tetapi saat itu mengira hanya demo biasa, yang selama ini paling banter hanya melempar batu.
Tetapi, ternyata massa di luar rumahnya sudah membakar sejumlah mobil. Sementara saat kejadian itu, Senin sekitar pukul 09.00 WIT, Abdullah masih berada di dalam rumah bersama adiknya.
"Biasanya kalau di sana, demo itu lempar-lempar batu saja. Saya tidak tahu, saya masih di dalam Ruko. Massa sudah datang, kirain lempar-lempar, ternyata sudah bakar-bakar," katanya.
Sempat Sembunyi tapi Ketahuan
Begitu melihat keluar rumah, massa membakar mobil, dump truck sampai rumah-rumah semuanya dibakar. Saat rumah yang ditinggali terbakar, Abdullah dan adiknya pun masih sempat mengambil air untuk memadamkan api.
"Bahkan aku di dalam kios itu, di luar dibakar aku masih di dalam. Itu aku menyiram air untuk memadamkan api," katanya.
Namun sesaat kemudian segera sadar dan berlari meninggalkan rumah untuk bersembunyi di rumah sebelahnya. Rumah itu belum terbakar sehingga bisa sesaat bersembunyi dari massa bersama adik dan dua teman.
Namun keberadaannya kemungkinan diketahui, sehingga rumah itupun dibakar. Massa berteriak-teriak dan menduga kalau masih ada orang di dalamnya sehingga langsung diberi bensin dan dibakar.
"Lari bersembunyi ke rumah yang belum terbakar itu, tetapi massa melihat kalau masih ada dua orang, diteriaki kalau ada orang suruh bunuh, aku masuk ke dalam situ," kisahnya.
"Aku langsung naik ke platform sama adik, di luar banyak massa. Aku keluar tidak bisa karena banyak massa. Aku masih ngumpet, terus semprot bensin sama disulut api, langsung dibakar," sambungnya.
Berhasil Kabur
Beruntung usai membakar tempat persembunyiannya, massa langsung bergeser ke tempat lain. Karena saat dilihat keluar, massa sudah sedikit sepi.
"Aku tengok di luar tidak ada massa, aku langsung turun dan langsung kabur ke rumput-rumput," kisahnya.
Abdullah dan adiknya hanya mengenakan baju yang menempel di badan. Sementara semua hartanya hangus berikut rumah dan barang-barangnya.
"Aku kabur menjebol pagar, karena di sana pagarnya pakai drum. Lari ke rumput-rumput. Baru sekitar jam 4 sore dibawa ke Polsek," kata Abdullah yang mengaku diselamatkan bareng 20 orang.
Abdullah mengaku belum tahu yang akan dilakukan di kampung halaman, terpenting saat ini sudah selamat dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Ia mengaku trauma untuk kembali ke Papua.
(mdk/rnd)