Kesepakatan Warga Jadi Alasan Pemotongan Nisan Salib di TPU Purbayan Yogyakarta
Sementara itu hingga saat ini, pihak keluarga masih enggan memberikan komentar terkait masalah pemotongan nisan salib kayu tersebut.
Makam Albertus Slamet Sugihardi ramai dibicarakan di media sosial karena nisan kayu salib sebagai penanda dipotong menjadi huruf T. Pemotongan nisan kayu salib ini merupakan hasil kesepakatan antara warga, pihak keluarga dan pengelola makam.
Albertus Slamet Sugihardi yang merupakan warga RT 53 RW 13, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta, meninggal dunia pada Senin (17/12) sekitar pukul 08.00 di RS PKU Muhammadiyah. Albertus Slamet Sugihardi dimakamkan di pemakaman Jambon, Purbayan sekitar pukul 13.00 WIB.
-
Di mana foto viral tersebut diambil? Foto-foto tersebut menunjukkan penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan warganet meminta pihak berwenang Arab Saudi untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
Salah satu tokoh masyarakat di Kelurahan Purbayan, Bedjo Mulyono mengatakan, jika pemotongan nisan kayu salib tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama. Pihak keluarga Albertus Slamet Sugihardi pun disebut Bedjo sudah legowo dan menerima.
Bedjo beralasan pemotongan nisan itu karena pemakaman Jambon tempat jenazah Albertus Slamet Sugihardi dimakamkan merupakan makam umat muslim. Meskipun begitu, makam Jambon tersebut belum resmi dijadikan makam khusus muslim tetapi sedang diusahakan menjadi makam khusus muslim.
Bedjo menyebut jika kompleks pemakaman di Jambon sebelum jenazah Albertus Slamet Sugihardi dimakamkan, seluruhnya adalah makam orang muslim. Sehingga ketika Albertus Slamet Sugihardi dimakamkan di sana, warga pun mengizinkan tetapi dengan sejumlah syarat.
"Dibolehkan dimakamkan di sana dengan syarat. Syaratnya tidak boleh ada simbol-simbol Nasrani dan makam berada di pinggir area," ujar Bedjo, Selasa (18/12).
Bedjo membantah jika masyarakat Purbayan dituding intoleran. Bedjo mencontohkan jika warga sekitar turut membantu proses pemakaman. Selain itu warga juga melayat ke rumah duka.
Ketua RW 13, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Slamet Riyadi menerangkan jika dalam prosesi pemakaman, warga di wilayah tempat tinggal almarhum pun turut membantu. Bantuan yang diberikan di antaranya dengan meminjami sound system, ikut mendirikan tenda untuk pelayat bahkan juga ikut membantu kelancaran prosesi pemakaman.
Slamet pun menjabarkan jika saat keluarga tengah berada di RS PKU Muhammadiyah untuk mengurus jenazah Albertus Slamet Sugihardi, warga justru sudah di rumah duka dan mempersiapkan keperluan pemakaman.
Slamet mengungkapkan jika dalam keseharian Albertus Slamet Sugihardi merupakan orang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Dalam bermasyarakat pun, Albertus Slamet Sugihardi disebut Slamet kerap ikut pertemuan warga dan kerja bakti.
Slamet menyebut jika Albertus Slamet Sugihardi merupakan pendatang di wilayahnya tetapi sudah bermukim cukup lama dan secara kependudukan merupakan warga Purbayan. Slamet menyebut dari 9 RT dan 3 RW di Kelurahan Purbayan, hanya ada 3 Kepala Keluarga (KK) yang non muslim. Keluarga Albertus Slamet adalah salah satunya yang merupakan non muslim.
Slamet menambahkan jika makam Albertus Slamet Sugihardi merupakan makam non muslim satu-satunya di Makam Jambon. Sebelum Albertus Slamet Sugihardi, belum ada warga non muslim yang dimakamkan di makam Jambon.
"Sebenarnya masalah muncul ketika viral di media sosial. Pihak keluarga sudah menerima dan tak keberatan dengan pemotongan nisan itu, perwakilan dari Gereja Pringgolayan juga ikut berembug waktu itu dan tak mempermasalahkan. Warga pun juga tak mempunyai masalah dengan pihak keluarga," tutup Slamet.
Sementara itu hingga saat ini, pihak keluarga masih enggan memberikan komentar terkait masalah pemotongan nisan salib kayu tersebut.
Baca juga:
Fakta di Balik Pemotongan Nisan Salib di Yogyakarta yang Viral
Pertumbuhan Lava Gunung Merapi Masih Kecil
Guguran Lava Gunung Merapi Bisa Jadi Daya Tarik Bagi Wisatawan
Tim Biologi UGM Sebut Penyu di Pantai Congot Mati Bukan Karena Plastik