Keterlambatan distribusi obat di Makassar sudah berbulan-bulan
Keterlambatan pendistribusian obat ini disebabkan proses pengadaan yang panjang.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Makassar, dr Naisyah Tun Azikin mengakui sudah beberapa bulan ini terjadi kelambatan distribusi sejumlah jenis obat ke sejumlah puskesmas di Makassar.
Selama ini, lanjut Naisyah, pengadaan semua jenis obat melalui proses tender dengan sistem pemesanan e-katalog. Jadi saat pemesanan atau pembelian obat, semua item diisi dalam proses e-katalog kemudian pemesan tinggal menunggu distribusinya masuk ke gudang farmasi.
"Prosesnya memang lama sehingga saat kita cek e-katalog hari ini, tiga bulan baru datang obat-obatan yang dipesan masuk ke gudang farmasi. Olehnya diharapkan kepada Kemenkes agar lakukan percepatan proses tahapan pemesanan hingga distribusi tersebut agar tidak jadi kelambatan suplai. Ini penting karena pelayanan kesehatan adalah kebutuhan dasar yang tidak boleh diabaikan," jelasnya, Rabu (13/7).
Menurut Kadinkes Makassar ini, pihak Kemenkes memang sementara ini melakukan evaluasi untuk melakukan perbaikan sehingga soal percepatan distribusi obat-obatan ini prioritas untuk disampaikan.
Lebih jauh soal pemesanan obat melalui sistem e-katalog ini, misalnya dipesan 10 macam obat antibiotik. Sebagian barangnya sudah datang, sebagian lagi tidak atau tidak 100 persen kedatangan obat yang dipesan. Sehingga seiring waktu, stok obat yang belum datang itu pun kemudian habis.
Akibatnya pasien yang terlanjur terbiasa dengan obat-obat tertentu menolak untuk diberikan obat pengganti, meski fungsinya sama.
"Olehnya memang pemerintah perlu segera dilakukan percepatan tahapan pendistribusian obat. Pabrik harus sigap, cepat diarahkan ke distributor untuk segera disalurkan," tandasnya.