Ketum Muhammadiyah Minta Jokowi dan Prabowo Tidak Buat Pernyataan Konfrontatif
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tak membuat pernyataan yang konfrontatif. Pernyataan konfrontatif ini dikhawatirkan akan membuat suasana tidak kondusif.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tak membuat pernyataan yang konfrontatif. Pernyataan konfrontatif ini dikhawatirkan akan membuat suasana tidak kondusif.
"Hendaknya (dua paslon) tidak membuat pernyataan spekulatif dan konfrontatif yang dapat menjadikan suasana pascapemilu dan kehidupan kebangsaan menjadi tidak kondusif," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, Kamis (18/4).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
Menurutnya, masyarakat juga diminta menunggu hasil keputusan KPU terkait pemenang Pilpres 2019, dan tak terpengaruh hasil hitung cepat yang disampaikan oleh berbagai lembaga survei.
"Kita mengajak semua pihak untuk cooling down yang ditunjukkan dengan sikap menahan diri, menjaga ketenangan, dan bersabar menunggu hasil penghitungan dan pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum. Masyarakat hendaknya tidak terlalu terpengaruh suasana oleh banyaknya hasil hitung cepat, exit poll, dan lain-lain yang disajikan di media massa, media sosial dan ruang publik," terangnya.
Haedar menjelaskan hasil hitung cepat haruslah dihargai sebagai sebuah kajian ilmiah. Namun menurut Haedar yang berhak untuk mengumumkan hasil akhir adalah KPU.
Terkait proses perhitungan suara, Haedar meminta kepada KPU untuk bisa bekerja secara profesional, independen adil dan jujur.
"Kita dukung agar KPU bisa bekerja secara profesional, independen, jujur dan adil sehingga proses penghitungan dan hasil Pemilu betul-betul terpercaya, objektif dan seksama serta diumumkan tepat waktu sehingga dapat diterima secara objektif oleh semua pihak," terang Haedar.
Tak hanya itu, dia berharap kepada elite politik dari kedua kubu agar ikut menjaga kondusifitas, dengan tidak mengeluarkan klaim-klaim politik dan menunggu hasil keputusan KPU. Diharapkan para elite politik dari kedua belah pihak bisa menjadi teladan bagi masyarakat.
"Kita berharap klaim politik ini tak menciptakan suasana paska pemilihan menjadi tidak kondusif. Para elite dari kedua kubu diharapkan memiliki jiwa kenegarawanan yang tinggi," urai Haedar.
Baca juga:
Menang di Roma, Jokowi Peroleh 78,36 Persen Suara
Jokowi Ungguli Perolehan Suara di Rusia
BPN Pindahkan Acara Sujud Syukur dari Monas ke Rumah Prabowo
Pilpres 2019 di Luar Negeri, Jokowi Tumbangkan Prabowo di Belgia
Purnawirawan Indonesia Raya Bertemu Prabowo: Siap Presiden!
Jokowi Kalahkan Prabowo di TPS 01 Warga Adat Badui
SBY Instruksikan Pengurus Demokrat Tak Ikut Kegiatan Inkonstitusional