Ketum PBNU: Bukan presiden sekarang yang bagi tanah ke asing
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menanggapi pernyataan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto yang menyebut 80 persen tanah Indonesia dikuasai asing. Said mempertanyakan siapa yang memberikan tanah kepada pihak asing.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj menanggapi pernyataan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto yang menyebut 80 persen tanah Indonesia dikuasai asing. Said mempertanyakan siapa yang memberikan tanah kepada pihak asing.
"Yang bagi tanah sebenarnya siapa sih? Yang bagi tanah siapa? Pak Jokowi? Ini saya tanya, pak Jokowi yang bagi-bagi tanah kepada asing?" kata Said usai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo Subianto mendapatkan dukungan dari Presiden Jokowi? Saat ini, Prabowo menjabat Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
Mantan Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998 ini menegaskan, Jokowi tidak membagi-bagi tanah kepada pihak asing. Malah Jokowi yang mendistribusikan tanah untuk rakyat.
Menurut Said, Presiden sebelumnya lah yang memberikan tanah kepada asing. Namun dia tidak menyebut siapa yang dimaksud.
"Siapa yang bagi-bagi? Bukan presiden sekarang," ujarnya.
"Itu kan sudah lama kejadiannya. Pak Jokowi sekarang malah cuci piring lah istilahnya, pencuci," sambung dia.
Mantan Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (UI) mengingatkan, Prabowo tidak boleh pesimis dengan kondisi Indonesia saat ini. Sah-sah saja memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah namun harus menggunakan data yang tepat dan akurat.
"Kalau pesimis, itu tidak boleh, kita tidak boleh pesimis. Insya Allah Indonesia selamat, selama ada NU sebagai pilar rakyat, pilarnya civil society," kata Said.
Diberitakan sebelumnya, video pidato politik Prabowo yang menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030 karena 80 persen tanah sudah dikuasai asing viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh facebook resmi Partai Gerindra.
"Saudara-saudara. Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo dalam acara temu kader Gerindra di Sentul, Bogor, tahun lalu.
"Bung, mereka ramalkan kita ini bubar, elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, nggak apa-apa. Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1 persen, nggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa. Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian!. Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang! Semakin culas!Semakin maling!. Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi," sambung Prabowo.
Baca juga:
Istana: Apa dasar Prabowo menyatakan 2030 Indonesia bubar?
Pidato Prabowo soal Indonesia bubar 2030 mengutip kajian pakar luar negeri
Prabowo ungkap kajian Indonesia bubar 2030, ini penjelasan Gerindra
Prabowo tak kunjung deklarasi Capres karena alasan teknis
Fadli Zon sebut pertemuan Prabowo dan Gatot sebatas silaturahmi