Khofifah: Ada yang ingin memecah belah Muslimat NU
"Sejak awal saya sampaikan ada gerakan-gerakan seperti itu mengatasnamakan warga Muslimat NU Jawa Timur," kata Khofifah.
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengaku tidak kaget dengan aksi ibu-ibu yang mengatasnamakan warga Muslimat NU Jawa Timur, di Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Senin (9/6) kemarin. Dalam aksinya, ibu-ibu itu menuntut Khofifah mundur sebab mendukung capres-cawapres Jokowi - JK dengan mengatasnamakan Muslimat NU.
"Sejak awal sudah saya sampaikan ada gerakan-gerakan seperti itu yang mengatasnamakan warga Muslimat NU Jawa Timur. Ini sama seperti pas pilgub lalu. Tapi kalau media jeli, coba ditanya dari mana saja mereka. Mereka pengurus ranting? cabang? anak cabang? Itu segitu banyak," kata Khofifah saat dihubungi merdeka.com, Selasa (10/6).
Khofifah menjelaskan, selama ini saban ada suksesi politik memang banyak orang mengatasnamakan warga Muslimat NU. Tapi kalau jeli, identitas Muslimat NU sebenarnya mudah dikenali lewat seragam yang dipakai.
"Karena kalau seragam yang mereka pakai, itu di Pasar Tanah Abang banyak. Kerudung mereka bukan seragam Muslimat. Jadi kalau orang Muslimat melihat aksi kemarin di RCTI dan tvOne , pasti bertanya-tanya, kok kerudungnya bukan Muslimat. Kerudung identitas kami itu hijau muda, baju batik, itu standar di Indonesia," ujarnya.
"Mungkin yang beli baju tak paham, sekadar beli di Pasar Turi atau Pasar Tanah Abang. Kalau seragam seperti itu banyak. Apalagi kalau mengatasnamakan forum warga Muslimat, semua orang bisa mengaku warga Muslimat NU."
Khofifah mengimbuhkan, aksi-aksi semacam itu di Muslimat NU sudah menjadi mainan orang-orang tidak bertanggung jawab. Orang dikasih baju muslimat, terus datang ke posko kandidat, bilang mendukung mengatasnamakan Muslimat NU.
"Seperti pada Pilgub Jatim lalu. Ada yang datang mengaku dari satu daerah, trus saya tanya kenal ini, kenal ini, ternyata tidak. Jadi aneh-aneh cara untuk memecah belah," ujar kader NU itu.
Lalu bagaimana dengan tuntutan mundur kemarin? Khofifah menjawab ringkas. "Dia (koordinator aksi) tidak berada di dalam struktur, jadi tuntutannya jadi aneh. Jadi ya biarlah, orang punya uang. Hitung-hitung mempromosikan Muslimat NU, bisa masuk televisi. Saya sama sekali tidak ada dirty feeling. Kasihan mereka," terang Khofifah.
Namun dia menggarisbawahi, di internal Muslimat NU memang ada gerakan-gerakan memecah belah. Mereka bakal melakukan segala cara dari berbagai tempat yang bisa mereka lakukan. "Kami tidak boleh berharap akan seratus persen tahan dari tarikan-tarikan seperti itu. Karena kita tidak bisa menggaransi bakal tahan," ujarnya.
Sebelumnya, ribuan ibu-ibu Muslimat NU dari daerah Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Pasuruan, Kediri, Nganjuk, Surabaya, Sidoarjo, Lumajang dan Probolinggo, berkumpul di Posko Merah Putih Jawa Timur di Jalan Imam Bonjol, Surabaya, Senin siang (9/6). Mereka mendeklarasikan diri sebagai pendukung Prabowo-Hatta, dengan nama Forum Warga Muslimat Jawa Timur.
Menurut Koordinator Forum Warga Muslimat Jawa Timur, Robiatul Adawiyah Kholil, alasan mendukung Prabowo-Hatta karena mantan Danjen Kopassus itu mirip dengan sosok Presiden RI pertama, Soekarno.
"Pak Prabowo memiliki ketegasan, lugas, cerdas, dan berwibawa seperti sosok Bung Karno. Jadi ini pilihan tepat," katanya di sela acara.
Ibu-ibu Muslimat NU ini juga mengecam pilihan politik Khofifah menjadi salah satu juru bicara (Jubir) pasangan Jokowi - JK di Pilpres 9 Juli mendatang.
"Atas nama warga Muslimat NU Jawa Timur, saya mengimbau kepada Ibu Khofifah supaya mundur dari ketua umum. Karena dalam aturan keorganisasian, tidak boleh ada rangkap jabatan dalam masalah politik," tegasnya.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.