Kisah Nenek Rupi'ah Sudah Tiba di Madinah Keukeuh Mau Naik Pesawat ke Arab untuk Berhaji
Saat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda.
PPIH Arab Saudi memberikan pengawasan khusus kepada Nenek Rupi'ah.
Kisah Nenek Rupi'ah Sudah Tiba di Madinah Keukeuh Mau Naik Pesawat ke Arab untuk Berhaji
- Saking Disayang Majikan Gadis Arab Pria TKI ini Sampai 'Lupa' Pulang ke Indonesia, Ternyata Punya Anak Sukses Jadi Polisi
- Pantas Banyak Orang Indonesia Pilih Kerja di Arab Saudi, Ternyata Segini Gaji Sopir Bus di Mekkah Bikin Tergiur
- Begini Sambutan Tentara Arab Saudi saat Panglima TNI Datang ke Markas di Riyadh, Prajurit Berjejer Hormat
- Masyarakat Indonesia Diminta Tak Asal Pakai Visa untuk Berhaji, Ini Risikonya Jika Tetap Nekat
Seorang jemaah haji asal Bojonegoro bersikukuh ingin naik pesawat untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.
Padahal nenek yang diketahui bernama Rupi'ah ini sudah tiba di Hotel Makarim Al Mahboub, Madinah, Arab Saudi.
"Kulo dereng numpak pesawat. Nembeh mbenjing (saya belum naik pesawat kok. Baru besok, red)," kata Rupi'ah saat ditanya Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Madinah, dikutip Rabu (15/5).
Tak hanya itu, jemaah asal embarkasi Surabaya ini mengaku tidak tahu asal daerah tempatnya tinggal. Diduga nenek usia 80 tahun ini mengalami dimensia atau penurunan ingatan.
Melihat kondisi tersebut, PPIH Arab Saudi memberikan pengawasan khusus kepada Nenek Rupi'ah. Secara khusus Nenek Rupi'ah mendapat pengawasan khusus dari tim Kesehatan sejak tiba di penginapannya.
Selain Nenek Rupi'ah, PPIH Arab Saudi juga memberikan perhatian penuh kepada Irawang Ammade, jemaah haji asal Makassar. Sejak tiba dar Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Irawang mendapat perhatian khusus dari petugas.
Saat turun dari bus, nenek 72 tahun itu harus didorong dengan kursi roda. Selain karena alasan sudah sepuh, telapak kakinya memerah dan sedikit melepuh.
Saat tiba di hotel, Irawang langsung mendapat penanganan lanjutan dari tim Kesehatan kloter serta tim Kesehatan PPIH Arab Saudi daker Madinah.
Dari hasil diagnosa ternyata sebelum berangkat ke tanah suci, nenek Irawang memang mengidap diabetes. Tak hanya itu, ada luka di telapak kakinya. Akibat perjalanan panjang di pesawat, luka Nenek Irawang jadi tak kunjung membaik.
"Diperkirakan, perjalanan yang cukup lama membuat lukanya agak memerah. Saat ini, kami berkordinasi dengan klinik kesehatan haji untuk memantau kondisi beliau," kata Anto Rusnanto, tim emergency medic sektor 5 PPIH daker Madinah.
Hingga kemarin, petugas kesehatan haji Indonesia di Madinah menangani para jemaah yang mengalami gangguan kesehatan pasca mendarat di Arab Saudi.
Situasi ini memang sudah diantisipasi sejak awal. Sebab dari 213 ribu jemaah haji regular, 21 persen di antaranya atau sebanyak 45.678 orang telah berusia di atas 65 tahun alias masuk kategori lansia.
Kepala Seksi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Firdaus bilang, sebenarnya pemeriksaan terhadap kesehatan para jemaah haji sudah dilakukan sejak lama. Sebab hal tersebut menjadi salah satu syarat berangkatnya jemaah haji ke Tanah Suci.
"Bahkan, jauh-jauh hari sebelum pelunasan. Karena kelayakan kondisi kesehatan menjadi syarat istitaah (mampu berhaji)," kata Firdaus.
Hanya saja, ada banyak faktor yang membuat kondisi jemaah haji rawan berubah hingga jelang keberangkatannya. Makanya, PPIH Arab Saudi telah menyiapkan antisipasi dari potensi yang dialami jemaah haji.
"Karena itu, kami berusaha untuk mempersiapkan penanganan kondisi kesehatan seluruh jemaah," kata Firdaus mengakhiri.