Komjen Tito sebut 2 wanita di kelompok Santoso persulit penangkapan
Meski demikian, dipastikannya kelompok Santoso sudah terdesak.
Kepala BNPT, Komjen Tito Karnavian, menyatakan teroris kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang berada di Poso semakin terdesak. Namun, sejumlah kendala menghambat perburuan Santoso.
Selain medan yang berat, kata dia, ada dua perempuan yang ikut kelompok Santoso.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Bagaimana Tirto Adhi Soerjo menyuarakan kecamannya pada pemerintah kolonial? Melalui surat kabarnya, Tirto melakukan propaganda berisi kecaman-kecaman pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
-
Mengapa Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Menurut Ganjar, dengan KTP Sakti nantinya masyarakat dapat mengakses berbagai bantuan pemerintah, hanya dengan kartu Identitas saja."Jaminan-jaminan selama ini ada dengan berbagai identitas satu per satu, sekarang bisa kita satukan dalam satu KTP dan kita sebut satu KTP Sakti,” ujar Ganjar usai silahturahmi Caleg dan Partai pengusung di Perum Graha Puspa Karangpawitan, Karawang, Jawa Barat, Jumat (15/12).
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa yang menulis kesan terhadap Tirto Adhi Soerjo dalam artikel "Mangkat"? Seorang anak didik Tirto Adhi Soerjo lainnya, Mas Marco Kartodikromo, menulis kesan terhadap gurunya itu melalui artikel bertajuk "Mangkat" yang dimuat di surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.
-
Kenapa KTT ASEAN digelar di Jakarta? KTT yang akan diselenggarakan di Jakarta tersebut menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah untuk memfasilitasi dialog dan kerjasama antara pemimpin negara anggota.
"Ada dua atau tiga. Istri Santoso. Istri Basri sama istri siapa lagi itu satu. Maksimal (target) tergantung Tuhan," kata Komjen Tito di Pusdiklat BPK, Jakarta, Kamis (2/6).
Meski operasi Tinombala berjalan, pihaknya mengutamakan langkah-langkah persuasif.
"Kelompok semakin terdesak. Kita buat langkah langkah persuasif kepada mereka," ujarnya.
Dia mengharapkan kelompok militan Santoso menyerahkan diri, jika mereka peduli keselamatan masyarakat di Poso. Kemungkinan, masyarakat di Poso juga tak merasa aman dengan keberadaan kelompok Santoso.
"Dia semakin terpojok. Semoga mereka mau turun, demi situasi masyarakat di sana. Masyarakat kan mungkin enggak nyaman. Kelompok ini kalau sayang masyarakat ya mereka turun," kata dia.
Ditegaskannya, perburuan kelompok Santoso tak bisa ditentukan target waktunya.
Baca juga:
Hujan sindiran karena Santoso tak kunjung tertangkap
Sindir aparat, politisi PKS sebut Santoso lebih hebat dari TNI-Polri
Tangkap Santoso, tim satgas Tinombala bakal dipecah
Mayat berciri jenggot & berambut panjang dipastikan anggota Santoso
Polisi temukan satu jasad terkubur diduga anggota kelompok Santoso
Mayat di TKP perburuan Santoso berciri berjenggot & berambut panjang
Kapolda Sulteng akui perburuan Santoso terkendala medan yang sulit