Kompaknya keluarga SBY dan besan rekreasi usai diserang Antasari
Kompaknya keluarga SBY dan besan rekreasi usai diserang Antasari. Liburan kali ini, SBY beserta keluarga menumpang kereta api Argo Dwipangga dari Stasiun Gambir dan tiba di Stasiun Solo Balapan, Sabtu (18/2) sekitar pukul 16.30 Wib.
Akhir pekan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diisi dengan memboyong keluarganya beserta para besan, Aulia Pohan dan Hatta Rajasa berlibur ke Tawangmangu, Karanganyar. Mereka rencananya bakal menginap di sebuah vila milik keluarga mendiang Lukminto, bos PT Sritex.
Menurut Kapolsek Tawangmangu AKP Riyanto, keluarga SBY beserta para besannya berencana rekreasi dari hari sabtu (18/2) dan akan bertolak ke Jakarta pada senin (20/2) pagi.
"Tidak ada agenda khusus. Pak SBY hanya di dalam vila Sandang saja, dari Sabtu (18/2) malam sampai hari Senin. Besok pagi sudah kembali ke Jakarta," ujar Riyanto kepada merdeka.com," Minggu (19/2).
Liburan kali ini, SBY beserta keluarga menumpang kereta api Argo Dwipangga dari Stasiun Gambir dan tiba di Stasiun Solo Balapan, Sabtu (18/2) sekitar pukul 16.30 Wib.
Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil menuju puncak Gunung Lawu yang berjarak sekitar 45 km dari Stasiun Solo Balapan.
Momen tersebut terbilang unik. Jika menengok ke belakang, SBY beserta keluarga telah menerima hantaman keras dari Antasari Azhar.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu membeberkan kejanggalan demi kejanggalan kasus pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.
Perlahan, Antasari mengungkap sejumlah peristiwa di balik layar kasus tersebut. Dimana ada keterkaitan antara SBY, Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas), Hatta Rajasa hingga Aulia Pohan.
Antasari mengungkapkan ia dikriminalisasi usai mengusut dugaan korupsi yang dilakukan Aulia Pohan saat menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia. Berangkat dari situ, membuat Antasari dipanggil ke Istana dimana saat itu SBY masih menjabat sebagai Presiden.
Namun, sebagai Pimpinan KPK antasari merasa kurang etis jika bertemu empat mata dengan SBY sebagai presiden. Akhirnya, SBY menunjuk Hatta Rajasa yang saat itu menjabat sebagai Mensesneg sebagai mediator.
"Beliau bilang, Pak Hatta kita perlu ada mediator, kalau Pak Antasari perlu. Kemudian saya sampaikan, saya SMS dulu (Hatta) ke HP-nya, dua hari lagi saya tahan Aulia Pohan. Saya sudah sampaikan, tolong sampaikan ke dia (SBY)," jelas Antasari.
Sampai hari penahanan Aulia Pohan tiba, Antasari tidak menerima kabar apapun terkait pesan singkat yang dia kirim ke Hatta. Dia sudah mencoba menghubungi Hatta, tapi tak ada respons.
"Karena komitmen, berarti enggak ada masalah. Saya tahan. Lalu saya dipanggil ke ruang Mensesneg, saya kira yang panggil Pak SBY. Rupanya saya duduk ada Pak Hatta dan Pak Sudi, di antara keduanya. Pak Sudi tanya, kenapa itu besan Presiden, kenapa enggak ngomong dulu? Saya bilang kami komitmen Pak Sudi. Saya tanya Pak Hatta, Pak Hatta bilang saya lupa sampaikan SMS ke SBY," kata Antasari.
"Setelah itu Pak Sudi, Pak Hatta saya bilang 'ayo kita ke dalam temui beliau (SBY)'. Kita sampaikan supaya beliau tidak anggap saya tidak komit. 'Sudah biar saja lagi marah itu'," ungkap Antasari seraya menirukan perkataan Hatta saat itu.
Untuk Ibas sendiri. Antasari tengah mengusut sengkarut alat IT di tubuh KPU. Usut punya usut pengadaan alat dilakoni oleh perusahaan milik Ibas.
Meski demikian, tidak ada yang bisa memastikan apakah liburan Keluarga SBY dengan keluarga para besannya tersebut terkait 'nyanyian' Antasari.