Komunitas Masyarakat Anti Fitnah: Laporkan Penyebar Hoaks Perusak Persatuan
"Tapi kalau sudah merusak persatuan dan kesatuan, lapor pihak berwajib," imbuhnya.
Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Jakarta menyerukan kampanye anti hoaks dan bijak bermedia sosial di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di bilangan jalan Sudirman, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Presidium Mafindo Ratih Ibrahim, mengajak masyarakat ikut berperan aktif dalam mengatasi sebaran hoaks di masyarakat. Dia menuturkan, jika menemukan ada yang menyampaikan hoaks, maka harus diingatkan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
"Salah satu caranya harus kasih tahu secara halus," kata Ratih, Minggu (5/5).
Namun, menurutnya, jika hoaks memang itu sudah sangat mengganggu, merusak persatuan dan keutuhan bangsa, ada baiknya melaporkan ke pihak berwajib.
"Tapi kalau sudah merusak persatuan dan kesatuan, lapor pihak berwajib," imbuhnya.
Berdasarkan data dan hasil survei Pew Research Center yang dilansir oleh Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), kata Ratih, hampir tiga dari empat orang dewasa (72 persen) dengan pendidikan menengah atau lebih banyak menggunakan situs media sosial seperti Facebook.
Sebagian dari pengguna media sosial itu, menggunakan akunnya untuk tampil sangar. Mereka begitu beringas di media sosial dengan olahan status pada akun pribadinya dan komentar-komentarnya terhadap sebuah postingan orang lain. Bahkan, lanjutnya, tak sedikit yang akhirnya menyebarkan hoaks, provokasi hingga ujaran kebencian di akun-akun pribadinya.
Padahal, menurutnya, netizen yang begitu sangar di medsos cenderung berbeda saat di dunia nyata. Seolah-olah mereka punya dua kepribadian, satu kepribadian di dunia maya dan satu di dunia nyata.
"Hal itu menjadi fenomena sosial yang cukup menarik untuk dibahas," jelas Dewi S Sari, Direktur Operasional Mafindo.
Pesan Untuk Elite Politik
Selain itu, Presidium Mafindo Ratih Ibrahim mengingatkan agar para elite politik bisa memanfaatkan momen ramadan untuk mendinginkan tensi politik pasca-Pilpres 2019.
"Kita memasuki bulan Ramadan. Alangkah baiknya jika suasana adem dan kembali menjadi Indonesia adalah sebuah semangat yang harus kita bangun," imbuhnya.
Ratih juga mengingatkan para tokoh masyarakat ikut berperan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar menjaga keutuhan bangsa usai pilpres.
"Saya mohon dengan kesadaran hati dan rasa hormat, sangat ideal jika para tokoh masyarakat memberikan insight tentang menjaga Indonesia yang adem, supaya bangsa ini kembali utuh," tutup Ratih.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Baca juga:
Kapolri Tegaskan Berita 'Tembak Mati Perusuh Sekalipun Cucu Nabi' Hoaks
Sepanjang April 2019, Kemkominfo Identifikasi 486 Hoaks
Deretan Hoaks Temuan Kemkominfo Bulan April, Dari Soal Dukun KPU Hingga Jin Nyoblos
Penyebar Video Hoaks Emak-Emak Geruduk Gudang KPU Jombang Ditangkap di Garut
Hoaks Berita Sekjen PBB Beri Selamat Kepada Prabowo