KONI Jatim: Shalfa Dipulangkan karena Indisipliner, Bukan Soal Perawan
Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil mengatakan, berdasar laporan yang diterima dari pelatih Timnas, pencoretan dilakukan karena atlet tersebut melakukan tindakan indisipliner. Sehingga, kabar pemulangan karena masalah keperawanan itu dipastikannya tidak benar.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim melakukan penyelidikan terkait dengan kabar soal atlet nasional Senam Lantai yang diproyeksikan untuk SEA Games Filipina, Shalfa Avrila dipulangkan akibat tidak perawan. Hasilnya, KONI Jatim memastikan jika pemulangan Shalfa bukan karena persoalan itu.
Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil mengatakan, berdasar laporan yang diterima dari pelatih Timnas, pencoretan dilakukan karena atlet tersebut melakukan tindakan indisipliner. Sehingga, kabar pemulangan karena masalah keperawanan itu dipastikannya tidak benar.
-
Kapan musim penyu bertelur di Pantai Parang Semar? “Di sini (Pantai Parang Semar) biasanya pada bulan 4 sampai bulan 8 musim penyu bertelur,” jelas Agus.
-
Apa yang dipertandingkan dalam kontes ayam ekor lidi di Semarang? Penilaian dari kontes ini adalah keindahan dan kesehatan dari ayam ekor lidi mulai dari kepala, badan, kaki, postur, dan ekornya.
-
Siapa yang hadir di acara Sports Day Gempi? Di unggahan terbarunya, Gading Marten memperlihatkan momen bersama Gisel dan Gempi dalam acara Sports Day. Mantan suami istri ini dengan senang hati hadir untuk mendampingi sang putri.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Kapan kontes ayam ekor lidi di Semarang diadakan? Minggu, 2 Juni 2024 menjadi hari yang dinanti para pelaku hobi ayam hias. Pada hari itu diadakan kontes ayam ekor lidi.
"Jadi persoalannya karena persoalan kedisiplinan, bukan lantaran status keperawanan. Soal kedisiplinan, masing-masing cabang olahraga ada standarnya," katanya, Jumat (29/11).
Dia menambahkan, tuduhan atlet tersebut tidak perawan sama sekali tak dibenarkan. Apalagi pihaknya sudah membuktikan dengan melakukan tes secara medis.
"Sudah kita buktikan, dan hasilnya dia itu masih perawan kok," jelasnya.
Sayangnya hingga saat ini, Nabil belum mengetahui persis mengapa tuduhan itu disampaikan dan dibesarkan di media. Apalagi, persoalan tersebut dianggapnya tidak ada hubungannya dengan prestasi maupun cabang olahraga yang digelutinya.
Ia menambahkan, berdasarkan data KONI Jatim, prestasi Shalfa Avrilla Siani ini masih jauh dari harapan. Apalagi, dari laporan tim pelatih ia kerap melakukan tindakan indisipliner seperti sering keluar malam, bahkan pulang tengah malam.
Shalfa Avrilla Tidak Masuk Skuad Pelatnas
Shalfa Avrilla sebelumnya tidak masuk dalam skuad Pelatnas. Namun, karena atlet utama Tasya Miranda harus melakukan tindakan operasi dan melakukan pemulihan yang cukup lama karena cedera. Sehingga atlet yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA ini pun dipanggil untuk mengikuti Pelatnas.
Sebelumnya, seorang atlet Sea Games dari cabang Senam Artistik asal Kota Kediri, Jawa Timur, Shalfa Avrila Siani dipulangkan paksa oleh tim pelatihan karena dituduh sudah tidak perawan. Atas tuduhan tersebut pihak keluarga memeriksa atlet tersebut ke RS Bhayangkara dan tidak terbukti.
Orang tua atlet, Ayu Kurniawati kecewa dengan tuduhan tersebut terlebih putrinya gagal mewakili Indonesia di ajang Sea Games 2019 Filipina. Shalfa dicoret tim kepelatihan dengan alas sudah tidak perawan.
Mendengar kabar tersebut keluarga menjemput Shalfa di Pelatnas Sea Games, Gresik.
"Ternyata hasil pemeriksaan tim dokter, selaput daranya masih utuh. Saat ini Shalfa terpukul hingga tidak mau bersekolah," kata Ayu Kurniawati, Ibu Kandung Shalfa, Jumat (29/11).
Demi mencari keadilan, Imam Mukhlas, kuasa hukum keluarga melapor hal tersebut ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menpora dan pihak terkait lain. Tim kuasa hukum meminta Kemenpora menindak keputusan pelatih yang merusak nama baik atlet dan mengembalikan kepercayaan dirinya.
Shalfa telah berjuang keras demi menggapai cita citannya. Shalfa mulai masuk Pelatnas ketika masih duduk di bangku kelas 5 SD. Sejak saat itu Shalfa berpisah dengan orang tuanya. Selain memborong puluhan medali, Shalfa juga dua kali meraih piagam Satya Yasa Cundamani, sebuah penghargaan tertinggi dari Pemerintah Kota Kediri.
(mdk/fik)