Kontraktor & Mandor SD Ambruk di Pasuruan Tak Punya Pengetahuan Soal Konstruksi
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kombes Pol Gideon Arif Setyawan mengatakan, kedua tersangka tak memiliki pengetahuan yang cukup soal konstruksi, meski keduanya sebagai pihak kontraktor dan mandor saat proyek tersebut dibangun.
Polisi memastikan kedua orang yang ditetapkan sebagai tersangka atas ambruknya atap SDN Gentong Pasuruan Kota tak memiliki pengetahuan tentang konstruksi. Hal inilah, yang membuat bangunan konstruksi sekolah itu disebut dibangun secara asal-asalan.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kombes Pol Gideon Arif Setyawan mengatakan, kedua tersangka tak memiliki pengetahuan yang cukup soal konstruksi, meski keduanya sebagai pihak kontraktor dan mandor saat proyek tersebut dibangun.
-
Di mana Gedung Cerutu terletak di Kota Tua Surabaya? Mengutip Liputan6.com, ada dua bangunan cagar budaya di Kota Tua Surabaya kawasan Jalan Rajawali.Pertama, Gedung Cerutu.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa Ambachtsschool didirikan di Surabaya? Memang kota ini pada abad ke-19 sampai 20 menjadi kota industrial. Maka dari itu, sekolah ini berdiri di tempat yang sesuai dengan kebutuhan.
-
Siapa yang bersekolah di tempat yang sama? Meskipun mereka memiliki jarak yang dekat, mereka sekarang bersekolah di tempat yang sama.
-
Di mana Sekolah Dalang Keraton Mangkunegaran berada? Sekolah dalang itu lebih dikenal dengan nama “Pasinaon Dalang Mangkunegaran”.
"Mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup soal konstruksi. Kita akan tunjukkan cara pengukuran kolom ini, dengan hammer test tapi saya yakin mereka tidak akan tahu," katanya, Senin (11/11).
Tersangka Hanya Lulusan SMA
Hal ini diperkuat saat keduanya ditanya soal tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh mereka. "Saya SMA," ujar tersangka DM disahuti oleh SE yang mengaku hanya lulusan SMP.
Saat ditunjukkan polisi yang mengukur beton dengan menggunakan alat hammer test, kedua tersangka terlihat hanya menggelengkan kepala tanda tidak tahu.
Gideon menambahkan, hammer test digunakan untuk mengukur kekuatan beton. Dari yang seharusnya bisa mencapai angka 12 pada alat hammer test, namun saat dites pada beton kolom milik sekolah yang ambruk, hanya terlihat angka 8 pada hammer test.
Komponen Bangunan Tidak Sesuai
Gideon menyatakan, ukuran beton yang tidak sesuai ini salah satu sebabnya dikarenakan campuran pada beton yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Ia mencontohkan, dalam spek yang diminta harusnya menggunakan campuran pasir dari Lumajang yang terkenal bagus, oleh tersangka diberikan campuran pasir biasa.
Selain itu, pada kolomnya yang seharusnya diberikan 4 besi tiang penyangga, oleh tersangka hanya diberikan 3 tiang besi itu pun yang berukuran banci.
"Maka kekuatan konstruksinya ya sudah pasti roboh, tinggal menunggu waktunya saja," tegasnya.
Terkait dengan kasus ini, polisi pun menjerat kedua tersangka dengan pasal berlapis. Keduanya dijerat dengan pasal 359 KUHP dan atau pasal 360 ayat 1 KUHP, tentang kelalaian yang menyebabkan orang mati atau luka.
Sebelumnya, Laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Polda Jatim telah menyelesaikan penelitiannya terkait dengan penyebab ambruknya atap bangunan SDN Gentong, Pasuruan Kota. Hasilnya, Labfor menemukan beberapa bahan bangunan tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Tersangka DM diketahui berperan sebagai kontraktor dan pengawas, meski dalam kasus ini ia tak bisa menunjukkan surat penunjukkan. Sedangkan tersangka SE berperan sebagai mandor dan pengawas bangunan.
"Tersangka SE ini yang membeli bahan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi," kata Gideon.
Dalam kasus ini sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan guru serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat ambruknya atap di SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa pukul 08.30 WIB.
Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan terdiri dari empat kelas, antara lain kelas 2 A dan B dan kelas 5 A dan B.
(mdk/fik)