Korban Dugaan Pemerkosaan Aktivis Mahasiswa UMY Bertambah Jadi 3 Orang
Kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan seorang aktivis mahasiswa asal Uiversitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial MKA atau OCD terus berkembang. Sejauh ini sudah tiga mahasiswi mengaku menjadi korbannya.
Kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan seorang aktivis mahasiswa asal Uiversitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berinisial MKA atau OCD terus berkembang. Sejauh ini sudah tiga mahasiswi mengaku menjadi korbannya.
Ketiga mahasiswi ini membuat pengakuan melalui direct message kepada akun Instagram @dear_umycatcaller. Seusai mengunggah pengakuan korban pada Sabtu (1/1), akun @dear_umycatcaller kembali mengunggah dua pengakuan korban lainnya.
-
Bagaimana korban meninggal? Diketahui, seorang pria berinisial AS (30), warga Desa Pranti, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik ditemukan tewas di kamar rumahnya dalam kondisi tragis, dengan mulut tertancap pisau serta kepala pecah akibat pukulan benda keras.
-
Kenapa Marisa, mahasiswi tersebut, menabrak korban? Marisa mengatakan bahwa saat itu ia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
-
Kenapa korban mau pindah sekolah? Korban juga mengalami sakit di pinggang akibat ditendang para pelaku. Bahkan, korban memaksa keluarga memindahkannya ke sekolah lain. Setiap pergi ke sekolah, korban merasa ketakutan dan akhirnya tetap dipaksa berangkat."Adik saya mengaku dibully teman-temannya, dia bilang lima orang, dia takut dan mau pindah sekolah," kata TR, Jumat (6/9).
-
Bagaimana korban ditikam? “Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,” kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa korban mutilasi tersebut? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Universitas Terbuka? Kerangka sebelumnya cenderung preskriptif dan berorientasi pada proses dan kurang menekankan pada luaran. Kerangka seperti ini tidak memberikan ruang gerak pada UT sebagai satu-satunya single mode distance teaching university di Indonesia.
Pada Senin (3/1), akun itu mengunggah pengakuan korban dugaan pemerkosaan yang dilakukan MKA. Unggahan tersebut berisi tentang tangkapan layar percakapan Whatsapp antara korban dengan terduga pelaku.
Baca juga:
Kasus Pelecehan Seksual, UMY Minta Keterangan Terduga Pelaku dan Korban
Aktivis UMY Diduga Alami Kekerasan Seksual, Kampus Turun Tangan Selidiki
@dear_umycatcaller menceritakan bahwa kejadian dugaan pemerkosaan itu terjadi pada Oktober 2021. Saat itu korban yang merupakan teman dari terduga pelaku ini sedang mabuk berat dan tak sadarkan diri di salah satu tempat hiburan malam di Jalan Solo, Kota Yogyakarta.
"Korban yang saat itu masih dalam kondisi tidak sadar diperkosa oleh MKA (OCD). Korban sempat tersadar sebentar, karena dia merasakan sebuah paksaan saat tindakan perkosaan. Pada saat korban tersadar sebentar, korban melihat tubuh MKA di atas korban dan sedang melakukan tindak perkosaan. Tubuh MKA yang jauh lebih kuat menindih korban, sehingga korban tidak mampu melawan," tulis akun @dear_umycatcaller.
"Setelah itu korban tidak mengingat kejadian apa pun lagi. Saat korban benar-benar dalam kondisi sadar, korban sudah tak mengenakan busana sama sekali," imbuh akun itu.
Kejadian 2018
Sementara itu pengakuan korban ketiga diunggah @dear_umycatcaller pada Selasa (4/1). Dalam unggahannya, akun Instagram itu menceritakan ada korban ketiga yang membuat pengakuan telah menjadi korban pemerkosaan MKA pada 2018 silam. Korban yang saat itu merupakan mahasiswi baru tengah mengikuti tes rekruitmen BEM Fakultas dan dinyatakan lolos.
Kemudian korban diajak terduga pelaku MKA ke kontrakannya. Saat itu korban mau karena berpikir ada banyak orang di kontrakan terduga pelaku. Namun kontrakan itu ternyata sepi, hanya ada MKA.
Mahasiswi itu sempat menunggu selama 30 menit, namun tak ada lagi orang yang datang ke kontrakan terduga pelaku. Korban saat itu sudah meminta pulang, karena merasa resah dan tak nyaman. Namun permintaannya ditolak MKA.
(mdk/yan)