Korban Pemerkosaan-Perdagangan, Remaja di Bekasi Kerap Tertawa dan Menangis Sendiri
Perubahan yang terjadi pada anaknya itu seperti menutup diri dan bahkan tertawa serta terkadang menangis sendiri di sebuah kamar tidurnya.
D, Ayah dari seorang anak perempuan berusia 15 tahun bercerita tentang perubahan putrinya usai menjadi korban pemerkosaan dan perdagangan anak atau remaja. Kejadian yang menimpa anaknya itu terjadi pada beberapa bulan yang lalu dan diduga dilakukan oleh pria berinisial AT yang merupakan anak Anggota DPRD Kota Bekasi.
Perubahan yang terjadi pada anaknya itu seperti menutup diri dan bahkan tertawa serta terkadang menangis sendiri di sebuah kamar tidurnya.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Bagaimana cara orang tua menghindari kesalahan meremehkan perasaan anak remaja? Sebaliknya, cobalah untuk memahami perasaan mereka dan memberikan dukungan. Bertanyalah tentang bagaimana perasaan mereka dan bantu menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.
-
Mengapa memanjakan anak secara berlebihan berdampak buruk terhadap kemandirian mereka? Anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri karena terbiasa bergantung pada orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kesulitan melakukan tugas-tugas sederhana yang seharusnya bisa mereka lakukan sendiri, seperti merapikan mainan atau memakai baju.
-
Bagaimana orang tua masa prasejarah mengasuh anak mereka? Pada masa prasejarah, kehidupan sering terlihat sederhana. Namun, sekitar 12.000 SM, ketika Neanderthal tengah berakhir dan homo sapiens mulai dominan, keadaan tidak selalu terasa primitif seperti yang kita bayangkan. Pada masa itu, anak-anak tidak menatap layar, melainkan bintang; jika mereka lapar, dan mereka pergi berburu untuk makan. Namun, orang tua pada masa itu harus menghadapi tingkat kematian yang tinggi dan berbagai hewan besar yang berpotensi memangsa mereka.
"Kalau menutup diri sudah pasti, dia hanya bercerita kepada temen dekatnya yang dengan inisial AL yang saya jadikan saksi juga. AL sendiri selalu cerita ke ibunya sebagai orangtuanya ya. Saya lihat tingkah lakunya saja, kadang kalau setiap malam dia sendirian dia ketawa-ketawa sendiri, saya lihat ini ada yang aneh begitu," kata D kepada merdeka.com, Rabu (19/5).
"Padahal enggak ada yang ditonton pun enggak ada, dia menyendiri di rumah saja. Kemudian kalau bercanda sama adik-adiknya, tempramennya lebih tinggi begitu. Baru tadi malam kadang dia nangis sendiri, itulah pandangan mata saya saja," sambungnya.
Menurutnya, perubahan terhadap anaknya yang baru saja ujian sekolah kelas IX itu terjadi sebelum menjadi korban pemerkosaan hingga perdagangan remaja saja. Namun, juga terjadi ketika awal kenal dengan terduga pelaku.
"Kalau pandangan saya dari awal-awal ini anak memang ada perubahan, dari sudah mulai bisa dandan, kemudian berteman dengan dia pelaku saja, komunikasi dengan pelaku. Ini kok anak, temannya dengan dia saja. Kemudian enggak pulang-pulang, dia berharapkan mau kerja, saya enggak pernah mengizinkan kerja karena itu masih tanggungjawab saya anak, walaupun bagaimana untuk risiko saya sebagai orangtua," ungkapnya.
"Ternyata itu hanya iming-iming atas dasar pelaku, ditawari bekerja pun atas iming-imingan pelaku. Ternyata apa yang diiming-imingin pun tidak terbukti, akhirnya yang terbukti dipekerjakan," sambungnya.
Awal Kasus Terungkap
Sebelumnya, seorang anak perempuan berusia 15 tahun telah menjadi korban pemerkosaan, perdagangan serta kekerasan di kawasan Rawalumbu, Bekasi. Pelaku diduga berinisial AT yang diketahui merupakan anak dari seorang Anggota DPRD Kota Bekasi.
Kasus ini terungkap saat ibu korban berinisial LF (46) melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota pada 12 April 2021 dengan nomor laporan STPL/971/K/IV/2021/SPKT/Resto Bks Kota.
D yang merupakan ayah dari korban bercerita, awal kasus ini dilaporkan ke polisi ketika anaknya menjadi korban pemukulan pada 11 April 2021 oleh terduga pelaku di lingkungan rumahnya. Namun, saat itu kondisi rumah mereka tidak ada orang sama sekali.
"Sebelumnya, anak saya ini kurang lebih 10 hari berturut-turut tidak pulang ke rumah, karena dia anak perempuan ya satu hari tidak pulang saja kita khawatir, sampai saya cari ke temannya, sama sekali lost contact saat itu. Kita cari, dan tanggal 11 kita lagi keluar rumah semua, dia pulang ke rumah sore menjelang magrib tanpa ada pemberitahuan komunikasi via WA, telpon, dia pulang," kata D kepada merdeka.com, Rabu (19/5).
"Nah disitulah, setelah dia pulang sampai rumah dikejar sama pelaku ini dengan inisialnya AT pada tanggal 11 itu. Terjadi pemukulan di lingkungan rumah, warga pun semuanya sampai banyak yang tahu kejadiannya dan nyari itu pelaku mau di sidang di pos RW, tetapi dia keburu melarikan diri naik motor dan lepas," sambungnya.
Saat itu, anaknya mengaku kepadanya telah dipukul, ditampar pipinya serta ditonjok antara leher mendekati kepala oleh terduga pelaku tersebut.
"Mau enggak mau saya langsung ambil tindakan. Saya bilang ini sudah batas di luar kesabaran saya sebagai orangtua, di mana anak saya sendiri kan perempuan, itulah yang harus dilindungi. Pada sekitar jam 11 malam, saya langsung ambil keputusan ke Unit Jatanras Polres Kota Bekasi, di situ pun kita diterima dengan tiga penyidik yang piket," ujarnya.
Kemudian, di hadapan penyidik Unit Jatanras itulah baru diketahui apa yang sebenarnya terjadi menimpa anaknya tersebut.
"Dari mulai persetubuhannya di bawah umur, kekerasan fisik mau pulang ke rumah atau disekap sama pelaku, kemudian terjadi indikasi perdagangan anak, anak saya didagangkan. Kemudian di situ pun dibuka aib pelaku ini ternyata seorang pemakai," ungkapnya.
(mdk/eko)