KPK Geledah Rumah Bupati Bengkalis di Pekanbaru Terkait Korupsi Proyek Jalan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah tiga lokasi di Pekanbaru, terkait kasus gratifikasi atau suap proyek jalan yang melibatkan Bupati Bengkalis, Amril Mukminin sebagai tersangka. Namun hingga kini Amril belum ditahan KPK sejak jadi tersangka 6 bulan lalu.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah tiga lokasi di Pekanbaru, terkait kasus gratifikasi atau suap proyek jalan yang melibatkan Bupati Bengkalis, Amril Mukminin sebagai tersangka. Namun hingga kini Amril belum ditahan KPK sejak jadi tersangka 6 bulan lalu.
"Selama tiga hari ini tim KPK melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi di Pekanbaru dan Bengkalis," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Jumat (29/11).
-
Kapan KPK menahan Bupati Labuhanbatu? Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan sejumlah uang hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (12/1/2024).
-
Bagaimana KPK menangkap Bupati Labuhanbatu? Keempatnya ditetapkan tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis, 11 Januari 2024 kemarin.
-
Kapan Bupati Labuhanbatu ditangkap KPK? Keempatnya ditetapkan tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis, 11 Januari 2024 kemarin.
-
Apa yang disita KPK dari Bupati Labuhanbatu? Dalam OTT Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga, KPK menyita uang tunai senilai Rp551,5 juta dari nilai dugaan suap Rp1,7 miliar.
-
Kenapa Bupati Labuhanbatu ditangkap oleh KPK? KPK telah menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Kapan KPK menahan Mulsunadi? "Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
Febri menyebutkan, penyidik KPK menggeledah sejak Rabu (27/11) hingga hari ini. Ketika itu dilakukan penggeledahan di rumah Amril Mukminin di Jalan Siak, Pekanbaru.
"Rabu itu penggeledahan di rumah AMU (Amril Mukminin)," ucap Febri.
Dari rumah Amril, penyidik KPK menyita dokumen anggaran dan rekening koran tabungan. Rekening koran itu milik Amril Mukminin dan keluarganya.
Penggeledahan berlanjut pada Kamis (28/11). Tim KPK menggeledah rumah pengusaha terkenal di Riau, Dedi Handoko. Rumahnya terletak di Jalan Tanjung Datuk/Tanjung Uban, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru.
"Dari rumah itu (Dedi Handoko) disita sejumlah dokumen terkait proyek," kata Febri.
Kemudian penggeledahan terakhir dilakukan di Bengkalis, pada Jumat hari ini. Sasaran tim KPK adalah rumah milik Akok, anggota DPRD Bengkalis. "Hingga sore tadi, pemeriksaan masih berlangsung," jelas Febri.
Febri menjelaskan, penggeledahan dilakukan dalam proses penyidikan perkara suap yang berhubungan dengan jabatan terkait proyek tahun jamak Jalan Duri-Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis.
"Juga terkait tindak pidana korupsi proyek peningkatan Jalan Batu Panjang–Pangkalan Nyirih di Kabupaten Bengkalis tahun anggaran 2013-2015," tutur Febri.
Dalam kasus ini, Amril diduga menerima sekitar Rp2,5 miliar dari PT CGA sebelum menjabat sebagai Bupati Bengkalis. Uang itu disinyalir untuk pelicin anggaran proyek peningkatan jalan Duri-Sei Pakning multiyears tahun 2017-2019.
Lalu Amril disangkakan kembali menerima Dolar Singapura dari PT CGA senilai Rp3,1 miliar, saat menjabat sebagai Bupati Bengkalis. Uang tersebut diberikan sekitar Juni dan Juli 2017.
Sehingga total yang diterima Amril Mukminin sebagai dugaan suap sebanyak Rp5,6 miliar. Proyek pembangunan Jalan Duri-Sei Pakning merupakan bagian dari enam paket pekerjaan jalan di Kabupaten Bengkalis tahun 2012 dengan nilai anggaran Rp537,33 miliar.
Dalam perjalanannya, proyek pembangunan jalan itu sempat dimenangkan oleh PT Citra Gading Asritama (CGA). Namun oleh Dinas PU Bengkalis dibatalkan karena PT CGA diisukan masuk dalam daftar hitam Bank Dunia.
PT CGA lantas menempuh jalur hukum ke Mahkamah Agung (MA) dan gugatan itu dikabulkan. Artinya, PT CGA kembali berhak melanjutkan proyek tersebut.
KPK pernah menggeledah Rumah Dinas Bupati Amril Mukminin pada 2018 silam. Ketika itu, KPK menyita uang Rp1,9 miliar dari rumah itu. Amril mengaku, uang itu adalah hasil usahanya yang sengaja disimpan di rumah.
Amril telah ditetapkan sebagai tersangka pada 16 Mei 2019. Dia sudah beberapa kali diperiksa sebagai tersangka.
Atas perbuatannya, Amril disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau huruf b dan Pasal 12 B atau Pasal 11 atau Pasal 13 Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Baca juga:
Kasus Korupsi Proyek Jalan Bengkalis, KPK Tahan Direktur Mitra Bungo Abadi
KPK Periksa Bupati Bengkalis Amril Mukminin Sebagai Tersangka Suap Proyek Jalan
Alasan Bupati Bengkalis Mangkir dari Panggilan KPK
KPK Tetapkan Bupati Bengkalis Tersangka Suap Rp5,6 M Proyek Jalan