Kronologi Ibu Kepergok Mau Kubur Anak Kandung di Bandara El Tari Kupang
"Ya dia diam saja sih sambil nangis, langsung saya borgol saya langsung bawa ke kantor. Posisi bayi tergeletak di bawah, terus kita senter pakai senter handphone keliatan anak kecil," kata Serda Helman.
Adriana Lulu Djami, wanita berusia 33 tahun ini, hanya bisa menunduk dan sesekali menghindar dari sorotan kamera wartawan ketika dibawa ke indekosnya. Ditempat itu, dia tega membunuh anak kandungnya yang baru berusia dua tahun, Rabu (8/1).
Satuan Reskrim Polres Kupang Kota, Nusa Tenggara Timur (NTT) membawa Adriana ke sana, agar menjalani rekonstruksi untuk memenuhi berkas perkara usai ditetapkan sebagai tersangka.
-
Bagaimana cara seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya pada anaknya? Sejak kamu lahir ke dunia ini, ibu merasa bahwa kamu seperti matahari yang menyinari seisi bumi.
-
Kapan seorang ibu meminta maaf kepada anaknya? "Nak, ibu sangat menyesal jika keputusan ibu sebelumnya membuatmu sedih. Ibu berharap kamu dapat memaafkan kesalahan ibu. Ibu selalu bersedia mendengarkan dan belajar dari pengalaman ini bersama-sama denganmu."
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Kenapa seorang ibu meminta maaf kepada anaknya? Kata maaf dari ibu tak selalu menunjukkan kesalahan, tapi lebih kepada tanggung jawab dan bentuk kasih sayangnya.
-
Bagaimana ibu menunjukkan kasih sayangnya pada anak perempuannya? "Seberat apa pun masalah yang ibu hadapi, tidak ada halangan yang bisa menghentikan kasih ibu pada anaknya."
-
Bagaimana orang tua menghadapi anak yang mengumpat? Jika Anda menunjukkan cara mengelola kemarahan dan mengekspresikan diri tanpa mengumpat, anak Anda akan belajar cara melakukan hal yang sama.
Di indekos yang mereka tinggali, Adriana memperagakan sebanyak 28 adegan. Rekonstruksi di dalam indekos tertutup, lantaran keterbatasan ruang gerak penyidik kepolisian.
Usai menjalani rekonstruksi di tempat kejadian perkara pertama, Adriana kemudian dibawa ke sekitaran Bandar Udara El Tari Kupang, untuk menjalani rekonstruksi kedua. Sembilan adegan diperagakan, mulai dari menggali kubur anaknya, hingga dipergoki oleh anggota POM AU Lanud El Tari yang sedang melakukan patroli rutin, pada 31 Desember 2019 lalu.
Mengetahui anaknya telah meninggal, Suhendi yang merupakan suami siri pelaku langsung pulang dan menyolati jenasahnya, dan memarahi pelaku untuk bertanggungjawab atas apa yang sudah diperbuat. Suhendi dilibatkan dalam rekonstruksi itu sebagai saksi.
"Pas saat itu dia WhatsApp, katanya mau bilang sesuatu dan ini serius, saya bilang iya bilang saja, tapi jangan panik ya, jangan marah, dia bilang. Sudah bilang saja dan akhirnya dia bilang anak mereka (Q) meninggal, saya hanya balas aduh dan saat itu langsung lemas saya. Kemudian saya langsung ke sini dan saya buka pintu, saya lihat anak kami sudah terbaring di tempat tidur. Saya langsung menangis, dia belum bilang dia pukul, dia bilang step (kejang) dan panas tinggi akhirnya saya bilang pokoknya kamu harus tanggung jawab," ceritanya.
Sementara itu, pemilik indekos yang ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi mengatakan, semenjak menetap di indekos, pelaku jarang berkomunikasi dan terkesan tertutup dengan para tetangga bahkan dirinya.
"Karena waktu itu kami ada acara natal bersama keluarga kemudian tahun baru, sehingga kami di rumah sini, tidak tahu situasi yang terjadi di kos ini. Mereka baru kos dua bulan, dari November dan Desember, mereka belum bayar Desember, kalau November sudah, karena waktu masuk langsung bayar uang kost," ungkap Thomas Kolin.
Upaya penghilangan jejak perilaku kriminal ini gagal, setelah saksi atas nama Serda Helman, Pratu Bayu dan Prada Kurniawan melaksanakan patroli rutin di area bandara. Unit patroli POM AU tersebut melihat sebuah sepeda motor yang terparkir tanpa pemilik, pada pukul 22.00 wita.
Karena janggal, ketiganya kemudian mengecek lokasi sekitar dan mendapati pelaku beserta sesosok mayat bayi perempuan, yang sudah tergeletak di tanah dan siap untuk dikuburkan pada sebuah lubang, sedalam 20 meter, yang sudah digali oleh pelaku sebelumnya.
"Ya dia diam saja sih sambil nangis, langsung saya borgol saya langsung bawa ke kantor. Posisi bayi tergeletak di bawah, terus kita senter pakai senter handphone keliatan anak kecil, makanya kita langsung bawa ikut serta mayatnya ke kantor Satpom Lanud El Tari, terus baru kita laporan ke pihak kepolisian. Waktu itu kita patroli rutin, tugas pokok polisi militer angkatan udara, kita melaksanakan patroli rutin di wilayah aset TNI AU dan wilayah sekitar pangkalan TNI Lanud El Tari," kata Serda Helman, salah satu anggota POM AU yang menemukan pelaku.
Ketiga anggota POM AU yang sementara berpatroli itu langsung membawa pelaku ke pos, sambil berkoordinasi dengan aparat kepolisian Resor Kupang Kota, untuk mengamankan pelaku, yang kini tengah mengandung anak ketiganya.
Menurut KBO Satreskrim Polres Kupang Kota, Iptu I Wayan Pasek Sudjana, pelaku tega membunuh anaknya, hanya karena korban ngompol diatas tempat tidur. Pelaku menghabisi nyawa anaknya dengan cara memukul dan membenturkan kepala ke tembok, hingga korban mengalami panas tinggi serta kejang-kejang.
"Motif yang kami dapatkan dari pelaku, dia stres tapi tetap kita akan gali apakah ada motif lain kegiatan yang dilakukan oleh pelaku. Untuk keterlibatan suaminya inisial H, kami masih status sebagai saksi, karena kami perdalam dulu apakah ada keterlibatan suami atau tidak, tapi untuk sementara belum dapat temukan keterlibatan suaminya dalam tindak pidana ini," katanya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat undang-undang perlindungan anak dan pasal 351 KUHP, dengan ancaman hukuman diatas 15 tahun penjara.
(mdk/rnd)