Kubu JK: Lucu jika Jaksa Agung nurut Megawati, bisa rusak negara
Beredar hasil percakapan diduga Mega-Basrief terkait kasus korupsi Transjakarta yang menyeret Jokowi.
Juru Bicara Jusuf Kalla ( JK ) Poempida Hidayatulloh, angkat bicara soal transkrip dugaan pembicaraan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jaksa Agung Basrief Arief soal korupsi Transjakarta. Dalam transkrip itu, Mega meminta Basrief tak menyeret Jokowi yang saat ini menjadi capres di Pilpres 2014.
Menurut Poempida, hal itu jelas tidak mungkin terjadi. Pasalnya, Mega saat ini bukan siapa-siapa dan tidak punya kewenangan untuk intervensi.
"Bu Mega sebagai apa? tidak punya kewenangan apa-apa secara konstitusional untuk mengintervensi. Beliau mantan presiden betul, tapi bukan presiden sekarang," kata Poempida yang juga anggota DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (19/6).
Dia melihat negara bakal hancur jika hal itu terjadi. Menurut dia, transkrip itu adalah bentuk kampanye hitam untuk menjatuhkan Jokowi .
"Lucu kalau ada Jaksa Agung nurut sama orang yang di luar struktur pemerintahan, bisa rusak negara ini. Dan inikan pencemaran nama baik. Tidak hanya ke Jokowi ke Mega juga dan ke Basrief juga. Harusnya Kejaksaan menyelidiki dengan lebih jeli penyebaran print-out transkrip ini," tegas dia.
Saat ini pihaknya sedang mengkaji apakah persoalan ini akan dibawa ke ranah hukum. Melaporkan penyebar isu tersebut yang dilakukan oleh organisasi Progres 98 pimpinan Faizal Assegaf.
"Kalau ngelaporkan datanya harus jelas, itu saja buktinya cuma print-out, disebarkan di sosmed, sudah itu saja di luar itu kita minta aparat karena inikan menyangkut nama baik Jaksa Agung, kalau negara bisa dipermainkan seperti ini fatal ini," pungkasnya.