Layanan Kesehatan Jauh dari Harapan, Iuran BPJS Tak Naik pun Ogah Bayar
Pasien harus mengantre lama, padahal sakit tak bisa dikompromi lagi. Karena itu, warga memilih menjadi pasien umum ketimbang BPJS. Alasannya, pasien umum langsung mendapat penanganan medis.
Tomo (27) meringis sambil memegangi samping kanan kepalanya saat datang ke salah satu rumah sakit di Deli Tua, Deli Serdang, Sumatera Utara. Berbekal kartu BPJS dan rujukan dari Puskesmas setempat, warga Medan Johor ini ingin mengobati infeksi di telinganya.
Tomo yang kesakitan memulai proses di rumah sakit dengan mendaftar. Untuk urusan ini dia harus menunggu giliran.
-
Apa itu Program Pesiar BPJS Kesehatan? BPJS Kesehatan resmi meluncurkan program Petakan, Sisir, Advokasi dan Registrasi (PESIAR). Program tersebut dihadirkan untuk mengakselerasi proses rekrutmen peserta dan meningkatkan keterlibatan aktif dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan layanan kesehatan bagi pesertanya? Salah satu upaya yang dilakukan melalui pertemuan antara Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti bersama Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan mempermudah akses bagi peserta JKN? Inovasi berbasis digital dihadirkan BPJS Kesehatan Ia menjelaskan, sejumlah inovasi berbasis digital yang dihadirkan BPJS Kesehatan demi memberikan kemudahan akses bagi peserta JKN antara lain meliputi BPJS Kesehatan Care Center 165, Aplikasi Mobile JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA), Voice Interactive JKN (VIKA), dan Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA).
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat? Untuk itu, mereka melakukan transformasi digital dengan menghadirkan berbagai layanan inovatif yang mengandalkan teknologi dan digitalisasi.
Setelah berhasil mendaftar, Tomo mendapatkan nomor antrean pelayanan di angka puluhan. Itulah gilirannya, nanti, setelah dokter datang.
"Itu pengalamanku waktu berobat pakai BPJS. Setelah dipikir-pikir bagus tak usah pakai BPJS, biar jadi pasien umum saja. Langsung ditangani," ucap Tomo, Jumat (30/8).
Sejak itu, Tomo berketetapan hati jadi pasien umum. "Aku tak mau bayar lagi. Apalagi kalau iuran jadi naik," ucapnya yang mengaku mendaftar BPJS mandiri di kelas I.
Prosedur pelayanan dalam berobat jalan ini juga dikeluhkan Tari (31), warga Mandala, Medan. Dia heran pasien harus ikut saat pendaftaran pada pagi hari. Sementara dokter datang siang.
"Jadi kita pasien antre dua kali. Pertama untuk daftar, kedua untuk bertemu dokter. Itu belum dihitung proses di faskes pertama," jelasnya.
Pasien harus menunggu lama jika dokternya dijadwalkan datang siang. "Jadi kita yang sedang sakit ini kadang harus menunggu sampai seharian hanya untuk berobat jalan. Untuk pulang dulu ke rumah jauh, kita pun khawatir nomor antrean dilewati," ucapnya.
Karena prosedurnya memakan waktu dan tenaga, Tari dan keluarga biasanya baru menggunakan BPJS untuk pelayanan yang diperkirakan membutuhkan biaya besar. Jika hanya pemeriksaan biasa atau berobat jalan, mereka lebih memilih jadi pasien umum.
Layanan untuk berobat jalan ini hanya salah satu keluhan dari peserta BPJS. Untuk keluhan ini, petugas di rumah sakit menyatakan prosedurnya memang seperti itu.
Kebanyakan peserta, termasuk Tari, mengaku cukup terbantu dengan adanya BPJS. Alasannya mereka tak lagi was-was jika ada masalah kesehatan pada anggota keluarga. Kelahiran dua dari tiga anak Tari pun dibiayai BPJS.
"Semuanya operasi caesar. Itu pun sebenarnya saya tidak tahu apakah memang saya benar-benar harus caesar, atau ada alasan lain. Saya hanya ikuti rekomendasi dokter," ucap perempuan berkacamata ini.
Mengenai rencana kenaikan iuran BPJS, Tari berharap kebijakan itu ditinjau ulang. "Soalnya beban kita sekarang semakin berat. Semua mau naik, sedangkan pendapatan tetap segitu-segitu saja," keluhnya.
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan iuran BPJS Kesehatan naik serentak pada 2020. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan itu nantinya mencapai 100 persen dari angka saat ini.
Adapun rincian usulan kenaikan iuran tersebut yakni kelas III dari Rp25.500 menjadi Rp42.000, kelas II dari Rp51.000 menjadi Rp110.000, serta kelas I dari Rp80.000 menjadi Rp160.000.
Baca juga:
'Suka Dengar Pasien BPJS Dijudesin, Tapi Enggak Pernah Digituin Sih'
BPJS Kesehatan: Ada Perusahaan Modifikasi Laporan Gaji untuk Hindari Bayar Iuran
BPJS Kesehatan Sebut Tak Ada Penambahan Manfaat Meski Iuran Naik Dua Kali Lipat
Iuran Naik Dua Kali Lipat, BPJS Kesehatan Harus Siap Bersaing dengan Asuransi Swasta
Pasien BPJS: Iuran Naik Tapi Kalau Mau Periksa Dibesok-besokin
Jurus Atasi Defisit BPJS Kesehatan Tanpa Pemerintah Perlu Naikkan Iuran