Mabes Polri akui ada kuota khusus calon taruna akpol di Polda Sumut
Mabes Polri membantah adanya kolusi terkait penambahan kuota khusus yang diberikan kepada salah satu calon taruna (catar) Akademi Polisi (Akpol) di Polda Sumatera Utara. Kuota itu diberikan ke salah satu catar Akpol, karena menurutnya sudah melalui prosedur yang ada.
Mabes Polri membantah adanya kolusi terkait penambahan kuota khusus yang diberikan kepada salah satu calon taruna (catar) Akademi Polisi (Akpol) di Polda Sumatera Utara. Kuota itu diberikan ke salah satu catar Akpol, karena menurutnya sudah melalui prosedur yang ada.
"Tidak ada kolusi atau katakanlah penyalahgunaan wewenang yang dilakukan. Dari Mabes Polri itu, sudah memberikan arahan kepada semua jajaran Polda yang melakukan rekrutmen," kata Kabagpenum Divhumas Mabes Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/7).
Awalnya, kuota yang diberikan untuk Polda Sumatera Utara oleh Mabes Polri, terhadap Catar Akpol sebanyak 14 orang. Namun, karena adanya satu catar Akpol yang dianggapnya pantas untuk diterima, maka Polda Sumatera Utara meminta kepada Mabes Polri, agar ditambah lagi untuk kuota penerimaan dan hal itu disetujuinya.
Kuota khusus yang diberikan kepada peringkat 26 itu, karena dianggap memiliki prestasi khusus di bidang yang lain yang tidak dimiliki oleh catar akpol lainnya.
"Ada satu penambahan sesuai dengan talent scouting yang ada. Talent scouting itu adalah karena atas kemampuannya atau berprestasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Martinus menerangkan bahwa satu orang (peringkat 26) yang diberikan kuota khusus, selain memiliki prestasi khusus juga mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan khusus tersebut seperti misalnya ahli di bidang IT atau juga ahli dalam menembak.
"Itu pun dikirim juga untuk tes di tingkat pusat. Dan yang bersangkutan belum tentu juga berhasil di tingkat pusat, kenapa? Karena dari semua yang dikirim ini akan melalui seleksi sama dari awal," terangnya.
Namun, Martinus tidak mengetahui secara persis apa latar belakang dari catar Akpol yang mendapatkan kuota khusus tersebut dan tidak mengetahui apa itu anak pejabat Polda atau bukan.
"Saya enggak tahu enggak tahu saya anaknya siapa. Tapi saya tahu memang ada satu yang ikut jadi 15 orang yang dikirim ke Semarang jadi 15 ini, 14 pria 1 wanita," tandasnya.
Baca juga:
Kalah peringkat, anak pejabat Polda Sumut tetap masuk tes Akpol
Mabes Polri harap kisruh seleksi Akpol di Polda Jabar segera tuntas
Peserta lain siap jika dites ulang lawan anak pejabat Polda Sumut
Kapolri harus copot Kapolda terima titipan calon akpol
Satu per satu kejanggalan seleksi Akpol terungkap
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.