Mabuk usai dugem, 6 pemuda di Palembang bunuh pengunjung diskotek
Mabuk usai dugem, 6 pemuda di Palembang bunuh pengunjung diskotek. Polisi menangkap para tersangka berbekal rekaman closed circuit television (CCTV) yang berada di tempat kejadian perkara (TKP).
Sempat buron hampir sebulan, empat dari enam pelaku pembunuhan terhadap pengunjung diskotek Center Stage Hotel Novotel Palembang, akhirnya diringkus. Dua pelaku di antaranya masih berstatus mahasiswa.
Keempat pelaku adalah Bambang Asep Suherman alias Raka (25), warga Jalan Jaimas, Kelurahan Sei Pangeran, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, dan Ferdiansyah alias Ferdi (27), warga Jalan Tunas Harapan, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sako, Palembang.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi di Palembang? Aparat Polrestabes Palembang menyebutkan bahwa pelaku utama pembunuhan siswi di pemakaman umum Tionghoa Palembang, Minggu (31/8) sempat ikut Yasinan malam pertama di kediaman korban.
-
Bagaimana cara membuat Celimpungan, kudapan khas Palembang? Celimpungan berbentuk bulat dengan diamter 10 cm. Kuahnya sendiri terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Melansir dari beberapa sumber, Celimpungan diambil dari kata "plung" atau dari bunyi saat mencemplungkan adonan dari biji ke dalam kuah saat merebusnya.
-
Apa yang terjadi pada pipa PAM di Petamburan? Pipa 900 mm di Petamburan 4, Jakarta Pusat bocor pada Kamis (21/9).
Kemudian Dermawan Rahmatullah alias Bos Acil (22), warga Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, dan M Gusti Prabowo (22), warga Jalan Puding, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang. Keduanya mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta dan negeri di kota pempek.
Sementara dua pelaku lain masih buron, berinisial D dan M. Sedangkan korban adalah Yogi R Sugana (30) honorer Dinas PUCK Kota Palembang yang mengalami banyak luka akibat dikeroyok para pelaku.
Polisi menangkap para tersangka berbekal rekaman closed circuit television (CCTV) yang berada di tempat kejadian perkara (TKP). Petugas pertama kali meringkus tersangka Raka yang terdeteksi berada di Kabupaten Manak, Provinsi Bengkulu, Rabu (3/1) dini hari. Karena berupaya melarikan diri saat diringkus, Raka dihadiahi tiga tembakan di kakinya.
Dari kicauan tersangka Raka, didapatkan posisi tersangka Gusti di rumahnya. Tersangka pun menyerahkan diri tanpa perlawanan di hari yang sama pukul 19.30 WIB. Lalu tersangka Acil ditangkap di Jalan Demang Lebar Daun, tepatnya di depan Dunkin Donuts, beberapa jam kemudian.
Sementara tersangka Ferdi ditangkap di Jalan Air Perikanan, Kelurahan Nendagung, Kecamatan Pagaralam Selatan, Kota Pagaralam, Senin (8/1) siang. Tersangka Ferdi juga dilumpuhkan dengan timah panas karena berupaya melarikan diri.
Tersangka Raka mengaku sebelum kejadian mereka baru saja dugem sambil mabuk-mabukan dan hendak pulang. Saat itu ada keributan di area parkir namun para tersangka tidak terlibat dalam keributan.
Tiba-tiba, korban mengetok kaca mobil mereka sambil mengancam akan menembak dan menuduh ikut terlibat. Kesal dituduh, Raka pun mengutarakan niatnya kepada tersangka Ferdi untuk menghabisi korban. Kemudian Ferdi pun keluar mobil mengejar korban seraya meminta pisau ke pelaku M.
Tersangka lainnya kemudian berhamburan keluar dari mobil dan tersangka Gusti turun dari motornya untuk mengejar korban yang lari ke pintu masuk hotel. Ferdi melempar tong sampah dan mengenai korban hingga terjatuh. Namun korban masih bisa berdiri dan berlari ke dalam diskotik.
Di situlah korban dikeroyok hingga tewas. Tersangka Raka, Ferdi dan D menusuk korban masing-masing sebanyak dua kali. Sementara tersangka Acil dan M masing-masing menusuk satu kali. Tersangka Gusti hanya ikut memukuli korban dan tidak menusuk.
"Kami tidak terima dituduh ikut ribut, kami baru keluar. Mungkin bawaan mabuk kami keroyok, ditusuk sampai terkapar. Habis itu kami kabur, tidak pernah komunikasi lagi," ungkap tersangka Raka di Mapolda Sumsel, Selasa (9/1).
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, meski para tersangka melakukan perbuatan tersebut dalam kondisi mabuk, namun dalam kondisinya sehat jiwa raga saat kejadian sehingga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Tetap diproses secara hukum, mereka sehat lahir batin, walaupun saat kejadian dalam kondisi mabuk," ujarnya.
Barang bukti diamankan berupa sebilah pisau dapur sepanjang 10 sentimeter, satu kotak sampah berbahan stainless steel, satu buah kursi bar, mobil Honda Brio Hitam BG 1351 QY milik Acil, satu unit ponsel milik Acil, rekaman CCTV, dan satu celana panjang yang dipakai tersangka Raka saat kejadian. Polisi juga menyita barang bukti lain berupa satu kaos sweater, celana jeans biru, ikat pinggang, serta sepatu milik korban.
"Dua dari enam tersangka masih berstatus sebagai mahasiswa. Untuk yang masih buron saya sarankan menyerahkan diri, pasti hidupnya tidak akan tenang selama pelarian," tegasnya.
Para tersangka dijerat Pasal 338 KUHP juncto Pasal 170 KUHP tentang pembunuhan dan pengeroyokan hingga membuat korban tewas dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup.
Diketahui, korban dikeroyok sekelompok orang di area parkir diskotek Center Stage Hotel Novotel, Jalan R Sukamto, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Minggu (17/12) subuh. Yogi bersama sepupunya Dico Hermansyah yang baru saja keluar dari CS, menghampiri kerumunan orang dengan maksud melerai perkelahian.
Namun niat baik berujung maut dengan delapan luka tusuk. Sementara sepupunya Dico mengalami satu luka tusuk. Keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa korban tak tertolong, sedangkan Dico terselamatkan.
Baca juga:
Motif pembunuhan arsitek di Depok, pelaku kesal tak dipinjami Rp 200.000
Polisi tak percaya Asep bunuh arsitek karena tak dipinjami Rp 100 ribu
Sebelum tewas, Arsitek yang dibunuh tukang pijat sempat hubungi keluarga
Pembunuh Arsitek di Depok sering dipanggil korban buat pijat
Satu keluarga ditemukan tewas bersimbah darah di Banda Aceh
Auditor Malta dipecat setelah usut dugaan korupsi pejabat
Tepat setahun kematian Arum, polisi klaim sudah buat sketsa wajah diduga pelaku