Mahasiswa nilai pendidikan di Aceh buruk selama dipimpin ZIKIR
Peserta aksi juga memerankan teatrikal mensalatkan jenazah sebagai simbol matinya dunia pendidikan di Aceh selama ini.
Belasan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Aceh yang tergabung dalam lembaga Care Education of Aceh (CEA) menggelar aksi di Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (2/9) pada peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh. Mahasiswa menilai dunia pendidikan di Aceh terpuruk sejak dua tahun terakhir di bawah kepemimpinan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf (ZIKIR) memimpin Aceh.
Aksi yang berlangsung di bawah pengawalan pihak kepolisian itu berjalan tertib. Selain berorasi secara bergantian, juga membawa spanduk dan poster. Selain itu peserta aksi juga memerankan teatrikal mensalatkan jenazah sebagai simbol matinya dunia pendidikan di Aceh selama ini.
Koordinator aksi, Rizwan pada wartawan mengatakan, sudah dua tahun lebih kepemimpinan ZIKIR di Aceh, namun janji mereka akan memberikan pendidikan gratis dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi belum direalisasikan. "Faktanya sampai sekarang belum direalisasikan janji ZIKIR pada saat kampanye dulu," kata Rizwan.
Lanjutnya, dunia pendidikan di Aceh semakin memprihatinkan. Pada tahun 2014 ini saja tingkat siswa yang tidak lulus mencapai 1.752 siswa atau mencapai 3,11 persen. Oleh karena itu, dia mendesak Pemerintah Aceh untuk segera melakukan evaluasi secara menyeluruh pendidikan di Aceh.
"Gubernur harus segera mengevaluasi Dinas Pendidikan Aceh dan seluruh Aceh agar ke depan pendidikan Aceh bisa lebih maju, tidak seperti sekarang, karena bila anjloknya pendidikan maka akan berdampak pada penambahan pengangguran di Aceh nantinya," jelasnya.
Selain itu, aktivis CEA juga mendesak Gubernur Aceh untuk secepatnya mencairkan dana beasiswa untuk anak yatim. Karena dengan dicairkan dana tersebut pada anak yatim, mereka bisa melanjutkan pendidikan dan tidak mengalami kekurangan biaya.