Mahasiswa UNS Ciptakan Alat Pendeteksi Penebangan Liar
Ide ini muncul karena melihat penggunaan teknologi saat ini masih memiliki beberapa kelemahan seperti pengamatan yang tidak bisa dilakukan secara real time, faktor cuaca yang kerap menjadi kendala serta operator. Dengan alat ini, diharapkan mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan.
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat pendeteksi penebangan liar. Alat yang diberi nama Legator ini merupakan akronim dari Ilegal Logging Detecter.
Alat tersebut dirancang tiga mahasiswa, Alvin Ichwannur Ridho dan M. Maulana Yusuf dari Program Studi (Prodi) Teknik Elektro 2017 dan Farah Yuki Prasetyawati dari Prodi Pendidikan Fisika angkatan 2018. Mereka memanfaatkan Teknologi Long Range (Lora) sebagai teknologi utamanya.
-
Di mana contoh tempat wisata hutan mangrove di Jakarta? Di Indonesia, ada banyak hutan mangrove yang saat ini dijadikan tempat wisata alam. Salah satunya di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kenapa hutan awan begitu penting? Dari perspektif keanekaragaman hayati, hutan air memiliki peran penting karena menjadi habitat bagi berbagai tumbuhan dan hewan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia, fenomena yang dikenal sebagai endemisme.
Di bawah bimbingan dosen di Fakultas Teknik (FT) UNS, Agus Ramelan, inovasi ini berhasil lolos untuk mendapat pendanaan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) senilai Rp5 juta melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2020.
Perwakilan tim, Alvin Ichwannur Ridho, menceritakan alat ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2013.
Selain itu, Alvin dan tim melihat jika penggunaan teknologi saat ini masih memiliki beberapa kelemahan seperti pengamatan yang tidak bisa dilakukan secara real time, faktor cuaca yang kerap menjadi kendala serta operator.
"Alasan ini yang membuat kita menciptakan Legator sebagai alat preventif dalam rangka menjaga hutan dari penebangan liar," ujar Alvin, Senin (28/9).
Alvin menjelaskan, keunggulan dari Legator adalah, mampu menampilkan data secara real time. Alat ini juga ramah lingkungan, karena menggunakan sumber energi dari matahari serta mampu dioperasikan tanpa mempertimbangkan kondisi cuaca.
Alvin menambahkan, saat ini ia bersama tim tengah menyiapkan diri untuk monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan pada awal Oktober nanti. Komunikasi intens dilakukan dengan pembimbing untuk mempersiapkan presentasi yang akan mereka bawakan.
"Agenda pada Oktober nanti menjadi momen penentu bagi tim yang telah mendapat pendanaan untuk diseleksi oleh panitia. Tim yang lolos seleksi akan memperoleh tiket untuk melangkah ke babak selanjutnya yaitu ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020," jelasnya.
Ia berharap karya tim UNS itu bisa lolos masuk ke Pimnas. Sehingga alat yang mereka buat tersebut benar - benar bisa direalisasikan.
"Harapan kami alat ini bisa menimbulkan dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam hal perlindungan hutan terhadap pembalakan liar," pungkas Alvin.
(mdk/lia)