Mak Yati, pemulung yang berkurban itu kini sukses bertani jagung
Mak Yati menginspirasi Kementerian Sosial untuk menggelontor bantuan ke daerah-daerah.
Anda tentu masih ingat dengan Mak Yati. Dia pemulung di Jakarta yang memilih pulang kampung untuk menghabiskan masa tua dengan berkebun jagung. Dia mendapat hadiah rumah dari kementerian sosial RI karena hidupnya menginspirasi banyak orang. Mak Yati berkurban pada saat Idul Adha 2012 lalu, meski pekerjaannya hanya sebagai pemulung.
"Kami bersyukur, bahwa Mak Yati tidak hanya memutuskan pulang kampung dan mendapatkan program bedah rumah dari Kementerian Sosial (Kemensos), tapi juga sukses dengan kebun jagung," ujar Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri saat inspeksi mendadak (sidak) di Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (25/8).
Sosok Mak Yati bisa menjadi inspirasi kita semua untuk berani memutuskan, bahwa perubahan dan keinginan yang kuat agar lepas dari kemiskinan itu kunci dari kesuksesan hidup.
Nama Mak Yati menjadi perhatian setelah ikhlas berkurban dua kambing di Hari Raya Idul Adha pada 2012 lalu. Padahal, Mak Yati bukan orang punya, tapi hanya seorang pemulung.
Untuk bisa berkurban, Mak Yati bersama suaminya Maman rela menyisihkan uang selama tiga tahun. Hal ini akhirnya memicu rasa kagum warga dengan apa yang dilakukan oleh pasangan pemulung tersebut.
Kedua hewan kurban itu diberikan kepada panitia kurban di Masjid Al-Ijtihad, Tebet, Jakarta Selatan. Alasan mereka berkurban cukup sederhana, yaitu ingin memberikan daging kurban karena setelah hidup di Jakarta selama 47 tahun selalu mendapat pemberian daging kurban.
Menurut Mensos, potret masalah sosial merata terjadi di berbagai pelosok di negeri ini. Masih sering kita mendapatkan persoalan tersebut sesuai tipologi wilayahnya, semisal keterlantaran, kemiskinan, ketunaan, kebencanaan maupun keterpencilan. "Sebagian masalah sosial itu mampu diselesaikan, walaupun belum seluruhnya sesuai catatan statistik," kata dia.
Tidak heran, dalam penyelesaian masalah sosial perlu cara baru yang mudah, menyentuh dan jelas ada hasilnya. Salah satu cara dengan memberi bantuan langsung kepada masyarakat. Kemarin, Mensos memberikan dana penguat bagi lembaga kesejahteraan sosial dan bagi warga penyandang masalah sosial. Dana ini sebagai stimulan bagi pemda agar memberikan porsi anggaran bagi mengatasi masalah sosial.
Adapun bantuan diberikan bagi 10 Panti Asuhan di Kabupaten Pasuruan, berupa: bantuan perlengkapan sekolah dan alat tidur, total Rp 40.800.000; bantuan perlengkapan sekolah bagi 60 anak di Panti Sosial Asuhan Anak Sabilillah, Kalirejo - Gondangwetan, total Rp 15.000.000; bantuan perlengkapan sekolah dan kebutuhan alat tidur bagi 50 anak di Panti Asuhan Hidayatul Mubtadi'ien, Bangil, total Rp 30.500.000
Selain itu, bantuan perlengkapan sekolah dan alat tidur bagi 38 anak melalui LKSA Al Maimanah, total Rp 24.130.000; bantuan perlengkapan sekolah dan kebutuhan alat tidur bagi 22 anak melalui Lembaga Penyantunan Yatim Piatu Al Ikhlas, total Rp 18.050.000; bantuan perlengkapan sekolah dan kebutuhan sehari-hari di Panti Asuhan Hidayatul Mubtadiin bagi 50 anak, Wonorejo, total Rp 28.400.000.
Juga, bantuan perlengkapan sekolah dan kebutuhan alat tidur bagi 50 anak di Panti Asuhan Al Ikhlas, total Rp 27.500.000; bantuan perlengkapan sekolah dan kebutuhan alat tidur bagi 40 anak di Panti Asuhan Al Mustain, Purwosari, total Rp 28.650.000; bantuan perlengkapan sekolah dan alat tidur untuk 40 anak di Panti Asuhan Anak Al-Mubarok - Rembang, total Rp 19.200.000; bantuan perlengkapan sekolah dan alat tidur di Panti Asuhan Al Amien bagi 60 anak, total Rp 29.400.000.