Makanan, Sumber Kehidupan Sekaligus Pertikaian Pencari Suaka di Pengungsian
Makanan adalah sumber kehidupan. Tapi di sana, makanan bisa menjadi sumber pertikaian.
Tak kurang dari 429 boks makanan bertumpuk di gerbang gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (4/9). Logistik bagi para pencari suaka yang bermukim di sana. Pengirimnya, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Namun, bantuan makanan dari komite tertinggi PBB itu ditolak para pengungsi.
Salah seorang pengungsi berkenan berbagi cerita pada kami. Namun dia meminta identitasnya tak diungkap. Pria itu berinisial B. Asalnya dari Afghanistan. Makanan adalah sumber kehidupan. Tapi di sana, makanan bisa menjadi sumber pertikaian.
-
Bagaimana UNHCR membantu pengungsi? UNHCR aktif di lebih dari 135 negara di seluruh dunia, bekerja untuk memberikan bantuan dan perlindungan bagi jutaan pengungsi yang mengalami konflik, kekerasan, atau diskriminasi.
-
Apa kepanjangan dari UNHCR? UNHCR singkatan dari United Nations High Commissioner for Refugees, Ini adalah lembaga PBB yang bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan, bantuan, dan advokasi bagi para pengungsi di seluruh dunia.
-
Mengapa UNHCR penting bagi pengungsi? Melalui aktivitasnya, UNHCR berusaha untuk memberikan perlindungan, bantuan, dan advokasi untuk memastikan bahwa para pengungsi mendapatkan perlakuan yang adil, hak asasi manusia yang diakui, serta kesempatan untuk memulai kehidupan baru dengan martabat.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas perlindungan pengungsi di UNHCR? Peran utama UNHCR termasuk memberikan perlindungan kepada pengungsi, menyediakan bantuan kemanusiaan seperti makanan, tempat berlindung, dan layanan kesehatan, serta melakukan advokasi untuk hak-hak pengungsi.
-
Bagaimana Petugas Imigrasi tersebut meninggal? Korban diduga tewas setelah terlibat cecok dengan pelaku Warga Negara asal Korea Dal Joong Kim (DJK).
-
Siapa yang mendorong Petugas Imigrasi tersebut? Korban diduga tewas setelah terlibat cecok dengan pelaku Warga Negara asal Korea Dal Joong Kim (DJK).
"Itu makanan tidak cukup buat berapa ratus orang, makanan itu hanya 429 boks. Tidak cukup," ucap pria berinisial B saat ditemui di luar gedung penampungan, Rabu (4/9).
Terbatasnya jumlah makanan dapat memantik konflik antar pengungsi beda negara. Padahal, kata pria 28 tahun itu, mereka selalu mencoba menjaga solidaritas sebagai sesama pejuang suaka.
Masih terekam jelas dalam ingatan pria itu. Selama 55 hari tinggal di penampungan Kalideres, setidaknya telah terjadi lima kali keributan. Seluruh kejadian tersebut dipicu masalah yang sama, makanan.
Pertengahan Agustus lalu, kericuhan sempat terjadi ketika bantuan makanan datang. Sekelompok pengungsi ditegur karena mengambil bagian lebih.
"Saya enggak mau bilang dari negara mana, itu tidak baik," ungkap B.
Merasa tak terima, dua kubu berbeda negara itu pun terlibat adu mulut. Situasi kemudian semakin memburuk. Kedua belah pihak terlibat bentrok. Akibatnya, belasan orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
"Waktu itu saya baru pulang mandi di terminal. Tiba-tiba ibu (penjual di depan gedung penampungan) mencegat saya. Ternyata sedang ribut semua orang di dalam," kisah B mengenang kronologi kejadian.
Tak cuma makanan. Keributan juga dipicu pembagian pakaian. Menurut B, selain UNHCR, pengungsi kerap menerima bantuan dari organisasi lain di Indonesia. Bantuan dari masyarakat berupa pakaian, susu, dan bahan makanan itu akhirnya memicu masalah. Karena jumlahnya yang tidak sepadan.
Rentetan kejadian ricuh itu pula yang menjadi alasan pengungsi menolak makanan yang diberikan UNHCR hari ini. Hingga sore hari, pengungsi enggan mengambil jatah makanan yang ada. Akhirnya, petugas menarik kembali tumpukan makanan tersebut.
"Bukan cuma makan. Kamu tahu, mereka (UNHCR) hanya beri kami air satu gelas," katanya.
Setiap boks makanan yang dibagikan berisi lauk, nasi dan segelas air mineral. UNHCR mengirim paket makanan itu dua kali dalam satu hari. Namun, di luar itu tidak ada pasokan air minum maupun air bersih untuk mereka.
Berdasarkan pantauan kami, beberapa pemuda sesekali keluar untuk membeli botol air mineral di seberang gedung penampungan. B sendiri kerap mendapat minum dan makan gratis dari warga sekitar.
"Suka ke sini, kasihan sama kami. Suka belikan minum, makan," kata B setelah menerima segelas minuman dari warga setempat.
Ali pencari suaka yang juga berasal dari Afghanistan mengungkapkan hal senada. Mereka kerap menerima bantuan air dari warga sekitar atau organisasi masyarakat.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
Baca juga:
DPR Desak UNHCR Pastikan Nasib Pencari Suaka di Indonesia
Tekanan Batin Pencari Suaka
Menunggu Malam di Pelataran Pengungsian Pencari Suaka
Tinggalkan Keluarga Demi Suaka
Ini Penyebab Pencari Suaka Belum Bisa Meninggalkan Indonesia
Begini Cara Pencari Suaka Masuk ke Indonesia