MAKI Sebut Laporkan Soal Laser ke Polisi Jadi Tanda KPK Antikritik
Padahal sudah sejak dulu, kata Boyamin, KPK kerap jadi sasaran kritik baik verbal atau non verbal oleh berbagai elemen masyarakat. Namun, baru pada kepemimpinan Firli Bahuri kritik tersebut diperkarakan.
Koordinator Masyarkat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman mengkritik langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas laporan ke polisi terkait tembakan laser oleh Greenpeace Indonesia. Hal ini menurutnya jadi tanda antikritik pimpinan KPK.
"Kalau sekarang ini dilaporkan, benar-benar ini langkah mundur. KPK ini jadi pimpinannya loh ya, kupingnya tipis (antikritik), karena kalau dilaser ini apa rusaknya," kata Boyamin saat dihubungi merdeka.com, Jumat (21/7).
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Kenapa Kaesang datang ke KPK? "Saya datang ke sini bukan karena undangan, bukan karena panggilan tapi inisiatif saya dan saya tadi juga di dalam mengklarifikasi mengenai perjalanan saya tanggal 18 Agustus ke Amerika Serikat," kata Kaesang kepada wartawan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (17/9).
Padahal sudah sejak dulu, kata Boyamin, KPK kerap jadi sasaran kritik baik verbal atau non verbal oleh berbagai elemen masyarakat. Namun, baru pada kepemimpinan Firli Bahuri kritik tersebut diperkarakan.
"Dulu itu KPK kayak bagaimanapun dikritik masyarakat sampai, level-level tertentu begitu, termasuk diselubungi kain besar. Lalu dalam bentuk pernah didatangai memanjatkan doa, memakai tumpeng sembari membacakan surat Yasin dan tahlilan," sebutnya.
"Karena banyak harapan bahwa KPK itu, dari dulu tebang pilih dan sering terjadi demokrasi itu biasa. Sering terjadi lempar-lemparan telur kena gedung segala macam itu tidak pernah dilaporkan," tambahnya.
Terlebih, Boyamin pun mengkritik pasal yang dijadikan dasar pelaporan oleh pihak KPK dengan Pasal 207 dan 208 KUHP tentang penghinaan penguasa atau badan umum tidaklah tepat. Karena dalam konteks laser tersebut adalah sebuah kritik bukan penghinaan.
"Karena kalau menyampaikan aspirasi dengan konteks kemarin itu, bahkan dengan ungkapan berani jujur pecat segala macam itu juga banyak di medsos gerakan apapun masyarakat sipil segala macam sudah pernah terjadi. Dan penghinaan laser tidak akan merusak apapun," ujarnya.
Oleh sebab itu, Boyamin menilai apa yang dilakukan KPK dengan melaporkan kritik tersebut ke polisi terlalu berlebihan, menjadi bentuk kemunduran dan kontra produktif terhadap demokrasi.
"Terus terang saja kalau ini dilaporkan ke polisi karena penyinaran laser kita kecewa. Karena ini bentuk-betuk yang jadi perhatian kita bersama," tuturnya.
"Saya berharap pimpinan KPk mencabut laporan ini dan kasus ini tidak berkembang lebih jauh. Pimpinan KPK harusnya menyadari ini bagian dari kecintaan KPK maka segeralah mencabut laporan itu," tambahnya.
Sedangkan terkait kasus ini yang dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Seharunya ditolak namun, jika sudah diterima semestinya penyelidikan kasus ini dihentikan.
"Betul, semestinya polisi sejak awal menolak laporan itu, namun berhubung sudah terlanjur diterima maka sebaiknya polisi menghentikan penyelidikan," ucapnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melaporkan penembakan laser ke Gedung Merah Putih KPK kepada Kepolisian. Aksi itu dilakukan sejumlah aktivis pada 28 Juni 2021 sekitar pukul 19.05 WIB.
Laser yang ditembakkan membentuk kalimat kritik kepada lembaga antirasuah terkait tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK. Tulisan yang diproyeksikan di antaranya "Berani Jujur Pecat", "Mosi Tidak Percaya", "Rakyat Sudah Mual", dan "Save KPK".
"Terkait peristiwa penyinaran laser ke arah Gedung KPK pada tanggal 28 Juni 2021 sekitar pukul 19.05 WIB oleh pihak eksternal, benar, KPK melalui Biro Umum telah melakukan koordinasi dan pelaporan kepada Polres Jakarta Selatan," ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Senin (19/7).
Ali menyebut, KPK melaporkan aksi tersebut karena merasa terganggu. Apalagi, menurut dia, petugas keamanan KPK dan pengamanan obyek vital Polres Jakarta Selatan yang berjaga di Gedung KPK pada saat itu telah melarang dan mengingatkan agar aksi itu tidak dilakukan.
"Pelaporan tersebut karena kami menilai telah ada potensi kesengajaan melakukan gangguan ketertiban dan kenyamanan operasional perkantoran KPK sebagai objek vital nasional yang dilakukan oleh pihak eksternal dimaksud," kata Ali.
Menurutnya, aksi yang dilakukan Greenpeace Indonesia itu dilakukan di luar waktu yang ditentukan dan tidak mendapat izin dari aparat yang berwenang. Namun lembaga swadaya masyarakat (LSM) itu tetap melakukan aksinya dengan berpindah-pindah lokasi.
"Saat ini kami serahkan sepenuhnya kepada pihak Polres Jakarta selatan untuk menindaklanjutinya. Kami berharap kepada semua pihak untuk senantiasa tertib dan menjaga kenyamanan lingkungan," kata Ali.
Seperti diberitakan, Gedung Merah Putih KPK di Jalan Kuningan Persada, Setiabudi, Jakarta Selatan ditembak laser bertuliskan Berani Jujur Pecat! Senin (28/6).
Juru bicara #BersihkanIndonesia dari Greenpeace Indonesia, Asep Komaruddin membenarkan pihaknya melemparkan laser-laser tersebut. Dia menyatakan tulisan itu menyuarakan aspirasi keadilan bagi 51 pegawai KPK yang akan dipecat akibat tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Baca juga:
KPK Duga Ada Pembahasan Memperlancar Pengadaan Tanah DKI yang Berujung Korupsi
Tim Advokasi Save KPK Nilai Rekomendasi Ombudsman Dapat Gugurkan Hasil TWK
Pimpinan KPK Diminta Ombudsman Buka Hasil TWK Pegawai Usai Ditemukan Maladministrasi
Ombudsman Temukan 3 Pelanggaran Malaadministrasi Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK
KPK Panggil Eks Penyidik Robin Terkait Suap Penanganan Perkara