Malu naik kelas tapi pindah sekolah, pelajar ini nekat gantung diri
"Dari rekaman suara yang dikirim korban kepada pacarnya, korban juga sempat minum lima butir pil jenis berbeda," ujarnya
I Gusti Komang EDS (17), warga Banjar Wali, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ditemukan tewas gantung diri di kamarnya, Rabu (22/6).
Pelajar kelas IX di salah satu SMK Negeri di Jembrana ini ditemukan tergantung sekitar pukul 20.00 Wita oleh adiknya Gusti Ayu Ketut Eni Pratiwi (10) saat hendak masuk ke dalam kamar korban.
Korban gantung diri dengan menggunakan kain selendang warna kuning yang panjangnya 260 cm. Korban ditemukan tergantung di pentilasi atas pintu kamarnya dengan ketinggian sekitar 200 meter dari lantai kamar.
"Menurut keterangan saksi, korban awalnya sekitar pukul 17.00 Wita masuk ke dalam kamarnya. Namun hingga pukul 20.00 Wita korban belum keluar dari kamarnya," ujar Kanit Reskrim Polsek Mendoyo Iptu H A Muh Nurul Yaqin, SIK, Kamis (23/6).
Menurutnya, lantaran korban hingga malam tidak kunjung keluar kamarnya, adik korban kemudian mengecek ke dalam kamar. Namun saat pintu dibuka terasa berat, sehingga saksi bersama neneknya mendorong pintu kamar korban.
"Ternyata, saksi melihat korban tergantung dan jasatnya mengganjal pintu sehingga berat saat dibuka," ujar Yaqin.
Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ada tanda-tanda kekerasan lain di tubuh korban. Diduga korban tewas murni karena gantung diri.
Belum diketahui apa penyebab korban nekat gantung diri. Namun dari keterangan pihak keluarga, diduga korban mengalami tekanan batin lantaran di sekolahnya dinyatakan naik kelas bersyarat dan harus pindah sekolah.
"Dari rekaman suara yang dikirim korban kepada pacarnya, korban juga sempat minum lima butir pil jenis berbeda," tutup Yaqin.