Maruarar ingatkan pentingnya membuat sejarah bagi bangsa dan negara
Dia memaparkan empat program yang telah dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi untuk pemerataan. Pertama, Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sudah 19 juta orang yang terakses. Kedua, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang kini sudah dinikmati sekitar 90 juta orang lebih.
Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait meminta seluruh elemen bangsa tak terkecuali anak muda menghormati para pahlawan dan sejarah bangsa. Namun, dia mengingatkan, jauh lebih penting membuat sejarah yang positif bagi masa depan bangsa.
Maruarar mengajak anak muda membuat sejarah agar menjadi kebanggaan keluarga, sekolah dan bangsa.
"Penting menghormati sejarah tetapi lebih penting membuat sejarah bagi diri adek-adek semua. Buatlah sejarah buat dirimu dan bagi keluarga dan bangsamu," katanya di hadapan sekitar dua puluh ribu massa dalam kirab kebangsaan di GOR Padjajaran Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/10).
Acara kirab dimulai dari Balai Kota Bogor dan berakhir di GOR Pajajaran. Berbagai elemen masyarakat mulai dari perwakilan ormas pemuda, mahasiswa, komunitas kreatif anak muda, tokoh adat dan masyarakat pawai melintasi Jalan Juanda dan Sudirman.
Maruarar Sirait mengatakan, acara ini sekaligus untuk memicu kreativitas di kalangan anak-anak muda. Kegiatan ini juga untuk memperkenalkan budaya bangsa kepada anak-anak muda.
"Kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan nasionalisme dan pemahaman Pancasila sebagai ideologi NKRI. Kita ingin semua menjaga pluralisme dan kebhinekaan agar bangsa tetap utuh," jelasnya.
Dia memaparkan empat program yang telah dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi untuk pemerataan. Pertama, Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sudah 19 juta orang yang terakses. Kedua, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang kini sudah dinikmati sekitar 90 juta orang lebih.
"Saya mau tanya ibu-ibu apa sudah menikmati jaminan kesehatan?" tanya Ara kepada para hadirin. Ibu-ibu yang ada di lapangan menjawab dengan, "sudah".
Kebijakan ketiga, sambung Maruarar, sertifikat tanah yang dibagikan oleh presiden Jokowi. Sementara Keempat adalah anggaran desa.
"Ada puluhan ribu desa. Tidak ada satu pemerintahan selama ini yang mengalokasikan dana hingga 60 triliun untuk membangun desa," jelasnya.
"Itu yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK. Betul ada kesenjangan tetapi Jokowi membuat kebijakan yang memihak kepada rakyat desa," tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, Kota Bogor adalah kota yang sangat membanggakan. Di Bogor tidak ada sejarah konflik dan Bogor selalu damai dan penuh persaudaraan.
"Keberagaman itu keharusan. Perbedaan itu kewajaran, persatuan dan kesatuan harus terus kita perjuangkan dan pertahankan. Karena itu kenapa kita ada di sini," kata Bima Arya yang hadir dalam kirab kebangsaan itu," katanya.
Bima menegaskan, warna dan agama boleh beda dan selera sudah pasti beda. Tapi dengan kebersamaan bangsa ini akan terjaga selamanya.
Untuk diketahui, pelbagai atraksi parade budaya ditampilkan dalam kegiatan itu. Atraksi itu dari berbagai daerah di Indonesia, paduan suara dari Institut Pertanian Bogor (IPB), parade marching band, seni tari, seni budaya, bela diri serta pameran UKM dan kuliner dari berbagai daerah. Hadir membuka kirab kebangsaan ini Ketua DPP bidang Organisasi TMP Dadang Danubrata, Sekjen TMP Tri Hapsari dan sejumlah tokoh-tokoh masyarakat dan pemuda Kota Bogor.