Ma'ruf Amin: Perubahan Iklim Tidak Terlepas dari Ulah Manusia Lalai
Menurut Ma'ruf Amin, perubahan iklim tidak lepas dari ulah manusia yang lalai dalam berinteraksi dengan alam atau lingkungan sekitar.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti fenomena perubahan iklim. Dia mengatakan, perubahan iklim seperti terjadinya pemanasan global tidak lepas dari ulah manusia yang lalai dalam berinteraksi dengan alam.
"Fenomena perubahan iklim seperti terjadinya pemanasan global tidak terlepas dari ulah manusia itu sendiri, yang lalai dalam berinteraksi dengan alam atau lingkungan sekitar," kata Ma'ruf dilansir dari Antara, Jumat (29/7).
-
Siapa yang bertemu dengan Wapres Maruf Amin? Wapres Ma'ruf Amin sempat bertemu dengan Duta Besar Regional untuk UNICEF Asia Timur dan Pasifik, Choi Siwon yang menjadi salah satu pembicara di ASEAN Business and Investment Summit usai acara ASEAN Business Awards (ABA) di Jakarta.
-
Di mana Wapres Ma'ruf Amin akan mencoblos? Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin direncanakan mencoblos di TPS 33 Kecamatan Tapos, Depok.
-
Kapan Wapres Ma'ruf Amin dijadwalkan mencoblos? Ma’ruf dan keluarga dijadwalkan menggunakan hak pilihnya pukul 09.00 Wib.
-
Kenapa Wapres Ma'aruf Amin menekankan pentingnya hilirisasi pertanian? Selain dapat meningkatkan ekspor pertanian secara keseluruhan, hilirisasi turut mendorong upaya pemerintah dalam pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat kecil.
-
Siapa yang akan mendampingi Wapres Ma'ruf Amin mencoblos? Wapres akan berangkat ke TPS bersama keluarga.
-
Kenapa Ma'ruf Amin berharap pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka melanjutkan Inpres Jalan Daerah? (Inpres Jalan Daerah) ini komitmen pemerintah mudah-mudahan ini dilanjutkan terus nanti oleh pemerintah yang akan datang. Komitmen ini, sebab ini kan pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan yang merata, tidak hanya di pusat-pusat tapi juga di daerah-daerah," ujar dia, dikutip dari Antara.
Ma'ruf mengatakan isu lingkungan hidup dan perubahan iklim menjadi isu krusial, baik tingkat lokal, nasional, maupun global. Sehingga semua pihak dituntut berpartisipasi dalam upaya mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Dia menyampaikan, kerusakan lingkungan hampir terjadi di mana-mana. Dampaknya dirasakan mulai dari tingkat lokal bahkan sampai dengan tingkat global.
Selain itu, kerusakan lingkungan telah menjadi penyebab semakin bertambahnya kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
"Data BNPB 2021 menunjukkan bahwa 99,5 persen kejadian bencana di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi," jelas dia.
Mengatasi Perubahan Iklim
Ma'ruf menekankan pemerintah Indonesia sudah berkomitmen bersama negara-negara lain dalam upaya pengurangan emisi karbon, melalui Peta Jalan Nationally Determined Contribution (NDC) 2019 dan strategi jangka panjang Pembangunan Rendah Karbon Berketahanan Iklim tahun 2050.
"Selain itu Indonesia sebagai Ketua G20 tahun 2022, telah mengangkat isu perubahan iklim dengan penekanan pada skala resiliensi iklim usaha, penurunan emisi karbon dan teknologi hijau," terang dia.
Dia berharap dengan adanya komitmen dan kolaborasi internasional maka upaya mengatasi perubahan iklim dapat berjalan secara lebih baik lagi. Meskipun demikian, Ma'ruf menyampaikan bahwa dalam mengatasi persoalan perubahan iklim, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.
"Diperlukan keterlibatan pemangku kepentingan yang lebih luas meliputi akademisi, dunia usaha, media massa, serta masyarakat khususnya umat Islam untuk bekerja secara kolaboratif sehingga fenomena perubahan iklim ini dapat diantisipasi dengan baik," jelas Ma'ruf.
(mdk/tin)