Masih Ada 5 Harimau di Hutan Sosopan, Warga Diimbau Tidak Picu Konflik
Jumlah 6 ekor harimau itu didasarkan pada survei yang dilakukan BBKSDA Sumut di sana beberapa bulan terakhir. Harimau diberi nama Palas, yang terlibat konflik dengan warga dan akhirnya ditangkap, termasuk di antara keenamnya. Si belang ini bahkan sempat masuk frame dalam kamera trap yang dipasang petugas.
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkonflik dengan masyarakat di Padang Lawas, Sumut, telah ditangkap dan dikirim ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) di Padang, Sumbar. Namun warga tetap diingatkan untuk berhati-hati karena diperkirakan terdapat 5 ekor satwa dilindungi itu di hutan sekitarnya.
"Dari survei yang kami lakukan di hutan sekitarnya diperkirakan ada 6 individu harimau sumatera (termasuk yang ditangkap)," kata Pelaksana Harian Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Irzal Azhar Kepada wartawan di kantor BBKSDA Sumut, Kamis (18/7).
-
Apa yang mengancam kelestarian Harimau Sumatera di habitat aslinya? Kerusakan ini karena pembalakan liar serta pembukaan hutan untuk lahan perkebunan, " kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman di Banda Aceh, Senin (27/3).
-
Mengapa Sumatra Thawalib didirikan? Pada akhirnya disepakati bahwa kedua pihak bergabung dan jadilah lembaga pendidikan dengan nama Sumatra Thawalib.
-
Kapan Hari Tapir Sedunia diperingati? Tahukah Anda, tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia? Ya, sejak tahun 2008 lalu, setiap tanggal 27 April menjadi momentum peringatan tersebut.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Jumlah 6 ekor harimau itu didasarkan pada survei yang dilakukan BBKSDA Sumut di sana beberapa bulan terakhir. Harimau diberi nama Palas, yang terlibat konflik dengan warga dan akhirnya ditangkap, termasuk di antara keenamnya. Si belang ini bahkan sempat masuk frame dalam kamera trap yang dipasang petugas.
Untuk memastikan jumlah habitat harimau di hutan sekitar Sosopan, BBKSDA akan melakukan survei kedua. "Kemungkinan akan dilakukan pada Agustus atau September ini," jelas Irzal.
Karena keberadaan 5 ekor harimau di kawasan hutan itu, warga tetap harus berhati-hati dan diimbau untuk tidak berburu atau memasang jerat di hutan. Masyarakat juga dilarang merusak kawasan hutan, seperti menebang kayu secra ilegal, yang berdampak terhadap rusaknya habitat harimau.
"Untuk mengantisipasi banyaknya jebakan yang disebar di hutan, kita akan melakukan patroli jebakan, sehingga konflik tidak akan terjadi lagi," papar Irzal.
Jebakan yang dipasang di hutan diduga memicu harimau Palas masuk ke perkebunan dan perkampungan. Satwa ini kemudian diduga menyerang dua warga, seorang di antaranya meninggal dunia dan seorang lagi terluka parah. Selain itu, sejumlah ternak warga juga dimangsa.
Palas diduga masuk kampung karena tak mampu bersaing di hutan belantara, karena bagian depan kaki kanannya terluka akibat jebakan. "Ada bekas jeratan pemburu di kakinya. Slingnya masih tertinggal di kakinya," kata Irzal.
Akibat luka di kakinya, harimau Palas diperkirakan mencari mangsa mudah, tanpa harus berlari. "Inilah yang menyebabkan harimau itu kerap masuk ke permukiman warga dalam beberapa bulan terakhir," pungkas Irzal.
Saat ini, Palas telah tiba di PRHSD di Padang, Sumatera Barat. Harimau itu dievakuasi ke sana karena Sanctuary Harimau Sumatera Barumun tidak memungkinkan untuk menerima tambahan 'si belang'.
"Saat ini di sana masih dihuni Monang, harimau jantan dewasa, dan Gadis harimau betina indukan beserta 2 dua anaknya yang berumur sekitar 10 bulan," ungkap Irzal.
Selain itu, fasilitas di PRHSD dinilai cukup lengkap. Dokter hewan di sana diharapkan dapat menyembuhkan luka di kaki Palas.
Setelah Palas sembuh, BBKSDA Sumut berencana melepasliarkannya kembali. "Akan dilepasliarkan di wilayah Sumut. Kita cari lokasinya bersama masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk sumber dayanya," tegas Irzal.
Sebelumnya, Palas masuk perangkap BBKSDA Sumut di Desa Hutabargot, Kecamatan Sosopan, Padang Lawas, Selasa (16/7) pagi. Perangkap sengaja dipasang menyusul konflik yang terjadi antara harimau itu dengan warga.
Harimau itu diduga telah menyerang Abu Sali Hasibuan, hingga penduduk Desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun, Padang Lawas, itu tewas mengenaskan pada 16 Mei 2019. Selanjutnya, Faisal Hendri Hasibuan, penduduk Desa Pagaran Bira Jae, Kecamatan Sosopan, Padang Lawas, juga diserang hingga terluka parah pada 26 Mei 2019. Teranyar, pada 10 Juli 2019, Palas diduga memangsa monyet dan ayam peliharaan warga.
Baca juga:
Harimau yang Resahkan Warga Padang Lawas Akhirnya Ditangkap
Jual Dua Kulit Harimau Warisan Kakek, Petani di Langkat Masuk Bui
Temuan Jejak Harimau Sumatera Bikin Warga Kampar Resah
BKSDA Ragu Petani Karet di Muratara Tewas Diterkam Harimau
Petani Karet di Muratara Ditemukan Tewas Diduga Diterkam Harimau
Amri Tewas Diterkam 3 Ekor Harimau Sumatera, BBKSDA Pasang Kamera Trap
Serangan Harimau Kembali Terjadi, Warga Padang Lawas Kritis