Masih Gaptek, Pelaku UMKM di Jateng Sulit Pasarkan Produk
Dari sekian jumlah pelaku UMKM banyak masalah yang menjadi hambatan muncul saat diajak melek teknologi untuk memasarkan produknya.
Sejumlah pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM) yang tersebar di 35 kabupaten kota Jawa Tengah minim pengetahuan teknologi sehingga produk mereka sulit di jual melalui jejaring online. Dari total 3.776.843 pelaku UMKM , saat ini hanya 2 persen yang melek teknologi.
"Jadi kurang lebih 500 UMKM yang bisa melek teknologi. Sisanya tidak paham menggunakan smartphone untuk menjual produk lewat online. Ini tugas berat yang kita hadapi pada era 4.0," kata Sekretaris Dinkop UMKM Jateng, Dodik Sriyanto, Jumat (15/11).
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa tujuan pelatihan manajerial pengembangan produk UMKM di Kota Bontang? Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Kota Bontang memeberikan Pelatihan Manajerial Pengembangan produk UMKM bertujuan agar pelaku usaha dapat memberikan nilai maksimal bagi konsumen.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
Dia menyebut dari data yang dihimpun terdapat sektor usaha kecil ada 354.884, pengusaha menengah 39 ribu, dan pengusaha kelas besar 3.358.
Dari sekian jumlah pelaku UMKM banyak masalah yang menjadi hambatan muncul saat diajak melek teknologi untuk memasarkan produknya.
"Saat ini masih terus membina jutaan UKM tersebut agar mampu memajukan usahanya dengan penggunaan teknologi yang mumpuni. Sebab banyak pelaku UMKM yang hanya bisa pakai telepon genggamnya seadanya," jelasnya.
Saat ini, Dinkop gencar membina UMKM dan kerja sama dengan Pemda untuk memberikan pelatihan penggunaan teknologi demi memperluas pangsa pasar.
Makanya kita dorong setiap UKM untuk ikut pelatihan digitalisasi. Di Jateng sendiri, katanya ada tiga UMKM unggulan. Mencakup UKM batik, gula semut dan UMKM kopi. Mereka sejauh ini mampu berkontribusi cukup signifikan.
"Karena di era serba digital seperti sekarang, kalau mereka smart menggunakan telepon genggamnya, maka usahanya bisa tambah maju. Ini karena potensi UKM di Jateng sangat besar. Target pertumbuhan UMKM tahun ini saja harus mampu menyumbang PDB Rp4,5 Miliar. Kalau mereka cuma bisa pakai telepon genggam buat komunikasi saja bisa jadi repot. Padahal, kita sudah menyediakan banyak aplikasi untuk memasarkan produk UMKM secara online," ungkapnya.
Baca juga:
Saingi Produk China, Pemerintah Sediakan Tikar 'Pintar' untuk Jemaah Haji & Umrah RI
Manfaatkan Big Data, Cara Majukan UMKM agar Bisa Bersaing Secara Global
Pemerintah Diminta Perluas Akses Pendanaan UMKM
Presiden Jokowi Minta Bunga KUR Kembali Diturunkan di 2020
Januari 2020, Bunga Kredit Usaha Rakyat Turun Menjadi 6 Persen
Menkop Teten: Undang-Undang UMKM & Cipta Lapangan Kerja Bakal Dilebur Jadi Satu