Masih nihil, Kadarmono yang kabur diduga paham jalur Nusakambangan
Koordinator Lapas se-Nusakambangan, Abdul Aris mengatakan diduga selama dua tahun menjadi tamping penggembala sapi Kadarmono telah mengetahui jalur-jalur hutan. Ada kemungkinan dia pernah berkomunikasi dengan penduduk saat bertemu di hutan.
Kadarmono, napi Lapas Permisan yang kabur sejak Senin (19/6) belum tertangkap. Kadarmono diduga paham jalur-jalur yang ada di pulau bui Nusakambangan, yang mengakibatkan pencarian oleh petugas gabungan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dan kepolisian masih nihil.
Kadarmono adalah napi kasus perampokan. Dia divonis 14 tahun penjara. Napi asal Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang itu, pertama kali diketahui hilang saat apel para tahanan pendamping (tamping) pada Senin (19/6) pukul 13.00. Kemungkinan kaburnya Kadarmono, mulai tercium sebab sampai jam batas masuk Lapas pukul 16.00, dia beserta sapinya tak kembali ke tempat.
Koordinator Lapas se-Nusakambangan, Abdul Aris mengatakan diduga selama dua tahun menjadi tamping penggembala sapi Kadarmono telah mengetahui jalur-jalur hutan. Ada kemungkinan dia pernah berkomunikasi dengan penduduk saat bertemu di hutan. Pencarian keberadaan Kadarmono, sudah dilacak sampai ke ujung barat Nusakambangan yakni di Selok Jero.
"Informasi terakhir pencarian sudah di Selok Jero," jelas Aris, Senin (26/6).
Aris menegaskan Kadarmono tidak mungkin kabur dari Pulau Nusakambangan tanpa bantuan orang lain. Sebab, untuk keluar dari Nusakambangan harus menggunakan perahu. Sementara, jalur resmi antara Dermaga Sodong menuju Wijayapura sudah dilakukan sterilisasi.
"Begitu diketahui ada Napi kabur, Dermaga Sodong steril, mungkin dia lewat jalur-jalur ke Klaces, bisa-bisa juga ke Pangandaran," tandasnya.
Abdul Aris yang juga Kepala Lapas Kelas I Batu Nusakambangan, menganalisa ada dua kemungkinan cara pelarian yang dilakukan Kadarmono. Kadarmono masih berada di Pulau Nusakambangan dan bertahan hidup dengan bekal yang dibawanya atau memakan buah-buahan yang banyak tersedia di Pulau Nusakambangan, seperti kelapa.
Kemungkinan lain, Kadarmono telah berhasil keluar dari Pulau Nusakambangan. Jika keluar, maka Kadarmono diduga menuju Klaces Kawasan Laguna Segara Anakan, yang posisinya hampir berhimpitan dengan Pulau Nusakambangan.
Pencarian Kadarmono memang berbeda dengan upaya pencarian dua napi Lapas Batu yang kabur pada 26 Januari 2017 lalu. Pada waktu itu dua orang napi penghuni Lapas Kelas I Batu, yakni Syarjani Abdullah (40th), terpidana seumur hidup kasus narkoba dan M Husein (43 th), yang divonis kurungan 13 tahun di kasus yang sama, kabur dari Lapas. Mereka melompat keluar pagar dari Pos pengawas yang kebetulan sedang tidak dijaga.
Kedua napi tersebut dipastikan buta peta Nusakambangan dan kabur tanpa persiapan bertahan hidup. Mereka lantas diketahui sembunyi di komplek Gudang Lapas Batu sepekan setelah kabur, Senin (30/1) pagi.
"Setelah mentok mereka tertangkap. Mereka tidak tahu jalan di Nusakambangan. Sedang Kadarmono tahu itu jalur-jalur keluar masuk hutan," ungkapnya.