Masjid Raya Sriwedari segera dibangun, belasan kios PKL bakal dibongkar
Masjid Raya Sriwedari segera dibangun, belasan kios PKL bakal dibongkar. Pembongkaran akan dilakukan usai Lebaran, seiring datangnya material proyek. Menurut rencana, material proyek akan diletakkan di keduabelas kios PKL yang saling berdekatan itu.
Panitia pembangunan Masjid Raya Sriwedari memastikan proyek pembangunan masjid di jantung Kota Solo itu akan dimulai usai Lebaran nanti. Belasan kios pedagang kaki lima (PKL) di sekitar lokasi bakal dibongkar untuk memperlancar proyek yang menelan anggaran lebih dari Rp 180 miliar tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Solo, Hasta Gunawan mengatakan, setidaknya ada 12 kios yang akan dibongkar. Pembongkaran akan dilakukan usai Lebaran, seiring datangnya material proyek. Menurut rencana, material proyek akan diletakkan di keduabelas kios PKL yang saling berdekatan itu.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Kenapa Masjid Saka Tunggal dibangun? Untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati, didirikanlah masjid tersebut.
Seperti diketahui, PKL di kompleks Taman Sriwedari selama ini di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata yang juga berkantor di dalamnya. Sosialisasi terkait pembongkaran dan penataan kawasan Sriwedari, telah dilakukan di Grha Wisata Niaga, Senin (21/5) lalu.
"Kita prioritaskan pembongkaran 12 kios karena lahan yang mereka tempati akan dimanfaatkan sebagai lokasi penyimpanan material proyek. Pemkot menyediakan ongkos bongkar bagi pedagang dan menyiapkan selter PKL Sriwedari sebagai pengganti lokasi berjualan," ujar Hasta, Rabu (23/5).
Kabid PKL Dinas Perdagangan Didik Anggono menambahkan, karena keterbatasan anggaran, para PKL dipersilakan menempati selter di selatan Stadion Sriwedari, sebagai lokasi berjualan sementara.
Di sisi lain, sejumlah PKL yang ditemui mengaku belum sepakat dengan keputusan pemkot untuk merelokasi kios mereka ke selter Sriwedari. Selain ukurannya terlalu kecil, kondisinya juga terbuka.
"Kiosnya kecil dan terbuka, bagaimana keamanan dagangan kami nanti," tanya Joko Sukamto, salah satu pedagang mainan.
Dirinya dan pedagang lain mengusulkan agar dibangunkan kios darurat di lahan sisi selatan Sriwedari. Pihaknya sepakat dengan program penataan Sriwedari, namun untuk masalah selter, perlu ada pembahasan selanjutnya.
Baca juga:
Anggaran membengkak, pembangunan Masjid Raya Sriwedari dimulai usai Lebaran
Anggaran membengkak jadi Rp 180 M, pembangunan Masjid Raya Sriwedari molor
Desain Masjid Taman Sriwedari Solo ditargetkan selesai akhir Maret
Pemkot Solo akan pindahkan kantor MUI ke Masjid Raya Sriwedari
Pemkot mulai pembangunan Masjid Raya Solo