Megawati bercerita pertemuan Soekarno dengan petani Marhaen
Salah satu teori Marhaenisme Soekarno terinspirasi dari fakta kehidupan petani di Bandung.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membagi kenangannya saat bersama sang ayah yang juga Presiden pertama Soekarno. Kali ini di hadapan tamu Rakernas PDIP, Mega bercerita pertemuan ayahnya dengan petani miskin di Bandung Barat bernama Marhaen. Nama Marhaen nantinya menjadi terori politik Soekarno dalam membela kaum miskin, Marhaenisme.
"Saya teringat ayah saya menceritakan perjuangan dengan petani miskin di Bandung Barat. Saya rasakan dialog sebagai romantika, dialektika seorang pemimpin dengan rakyatnya. Inilah sedikit percakapan yang diceritakan kepada saya," kata Megawati di Jakarta International Expo (JIExpo), Minggu (10/1).
Soekarno: Wngkau kaya apa miskin?
Petani: Abdi miskin
Soekarno: Tanah yang engkau garap siapa yang punya?
Petani: Punya saya
Soekarno: Pacul, cangkul siapa yang punya?
Petani: Abdi
Soekarno: Segala-galanya siapa yang punya?
Petani: Abdi
Soekarno: Nama kamu siapa?
Petani: Nama saya Pak Marhaen Pak
"Dari situ Bung Karno merumuskan teori politik yang saya menganggapnya teori perjuangan yang akhirnya disebut teori Marhaenisme. Bagi saya Marhaenisme menjadi teori progresif, artinya revolusioner harus cepat," kata Mega disambut tepuk riuh tamu undangan.