Melihat aksi para pendekar Pencak Dor Kediri, bertarung demi silaturahmi
Suara tabuhan jidor dan selawatan tiada henti dikumandangkan mengiringi gerak langkah para pendekar yang menguji kemampuan dalam tarung bebas ala pesantren. Tidak main-main tarung bebas itu dilakukan di hadapan 10 ribu penonton yang memenuhi lapangan Aula Al Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Suara tabuhan jidor dan selawatan tiada henti dikumandangkan mengiringi gerak langkah para pendekar yang menguji kemampuan dalam tarung bebas ala pesantren. Tidak main-main tarung bebas itu dilakukan di hadapan 10 ribu penonton yang memenuhi lapangan Aula Al Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada, Sabtu malam (21/4).
Pendekar dari berbagai daerah bertarung, pertarungan itu hanya di atas ring, sebab ketika kembali menginjak tanah mereka adalah kawan. Pencak Dor mulai terkenal di era 1960-an dan dikembangkan oleh KH Maksum Djauhari atau yang lebih akrab di sapa Gus Maksum, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
-
Apa itu Silat Pelintau? Di Aceh, terdapat sebuah suku bernama Tamiang yang memiliki kesenian tradisional bela diri yang sampai sekarang masih terus lestari, yaitu Silat Pelintau.
-
Siapa pencipta Silat Pelintau? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
-
Bagaimana Silat Perisai dimainkan? Mereka akan saling beradu satu sama lain sampai tak mampu bertahan lagi dan bahkan hingga terbunuh.
-
Di mana Silat Perisai berasal? Silat Perisai ini memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sudah ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
-
Kapan Silat Pelintau diciptakan? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
Hingga akhirnya pencak dor berkembang di wilayah Karesidenan Kediri, Jawa Timur. Bahkan di beberapa pesantren memiliki pendekar Pencak Dor, rata-rata mereka adalah pendekar dari Pagar Nusa Gasmi dan perguruan lainnya salah satunya Porsigal.
Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Pagar Nusa, Gus Nabil Haroen , pencak Dor adalah media silaturahmi antar pendekar. Dalam slogannya, Pencak Dor selalu mengingatkan bahwa di atas lawan, di bawah kawan. Ini adalah satu wujud sportivitas yang tinggi. Mengapa? Karena pada praktiknya, slogan itu tidak hanya terpampang atau terucap, namun dengan sungguh-sungguh dilaksanakan.
Pencak Dor Kediri ©2018 Merdeka.com/Imam Mubarok"Pencak Dor merupakan wahana bagi para pendekar untuk mengasah kemampuan dan menguji mental bertarungnya. Mental bertanding menjadi kekuatan penting bagi seorang pendekar. Apalagi media Pencak Dor bukan media bertanding biasa, karena aturan mainnya cenderung bebas, dan tidak setiap pendekar berani naik di atas ring. Mengapa? Alat pelindung juga terbilang sangat sederhana, hanya pelindung gigi saja. Jadi bagi pendekar yang belum memiliki kebiasaan atau kemampuan tertentu, tidak akan nekat naik ring begitu saja,"ungkapnya saat menghadiri Pertandingan Pencak Dor , di Lapangan Aula Al Muktamar dalam rangka Haul dan Haflah Akhirusanah Ponpes Lirboyo.
Masih menurut alumni Ponpes Lirboyo Kediri ini, para pendekar pencak dor saat diatas ring membutuhkan konsentrasi bertanding. Hal ini dilakukan supaya tidak mudah terpancing emosi dan akhirnya menggunakan jurus ngawur yang sia-sia dan berujung kekalahan.
"Menang-kalah, dalam pencak dor bukanlah hal yang utama. Karena pencak dor bukan untuk memperebutkan medali atau piala, namun demi memperkuat dan mempererat silaturahmi antar pendekar," tandasnya.
Pencak Silat, salat dan salawat. Ketiganya juga merupakan bagian tak terpisahkan. Bagaimana seorang pendekar sesungguhnya adalah pribadi yang taat beribadah dan selalu ingat kepada Sang Pencipta. Sebagaimana pencak dor, sebuah pagelaran budaya bertanding yang selalu diiringi bacaan salawat. Dan tentunya yang memacu adrenalin, dentuman tabuh jidor.
"Pencak Dor merupakan warisan budaya yang harus dipertahankan dan terus dilestarikan. Tidak hanya menjaga warisan ulama (alm Gus Maksum Djauhari), namun juga membumikan budaya asli Indonesia," ungkapnya.
Pimpinan Pusat Pagar Nusa juga tengah merancang dan mengkonsep bagaimana Pencak Dor bisa dipertunjukkan di Jakarta. Dan langkah berikutnya membuat pencak dor membahana di dunia, go international!
(mdk/bal)