Membandingkan Perjalanan Kasus Hepatitis Akut dan Covid-19 di Indonesia
Kini, masih banyak yang mengkhawatirkan penyakit baru ini berubah menjadi pandemi, seperti Covid-19.
Dunia dihebohkan dengan fenomena hepatitis akut. Banyak orang yang mengkhawatirkan penyakit baru ini berubah menjadi pandemi, seperti Covid-19. Apalagi hingga saat ini, penyebab penyakit menular tersebut belum diketahui.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menjawab kekhawatiran itu dengan membandingkan perjalanan kasus Hepatitis akut dan Covid-19 sebulan setelah ditemukan.
-
Apa itu hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai virus menular dan agen tidak menular yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, beberapa di antaranya dapat berakibat fatal.
-
Bagaimana cara mencegah hepatitis? Vaksinasi adalah langkah utama dalam mencegah hepatitis, terutama untuk hepatitis A dan B.
-
Kapan Hari Hepatitis Sedunia diperingati? Pada tanggal 28 Juli setiap tahun, dunia memperingati Hari Hepatitis Sedunia untuk meningkatkan kesadaran global mengenai hepatitis.
-
Di mana hepatitis dapat menyebar? Di antara penyebab utama hepatitis adalah infeksi virus, seperti hepatitis A, B, dan C, yang dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh atau makanan dan minuman yang terkontaminasi.
-
Apa saja penyebab utama peradangan hati yang dikenal sebagai Hepatitis? Hepatitis adalah kondisi peradangan pada organ hati yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, paparan racun tertentu, dan kondisi medis lainnya.
-
Apa jawaban teka-teki nasi hepatitis MPLS? Nasi hepatitis dalam teka-teki konteks Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah nasi kuning.
Dia menyebut, Covid-19 pertama kali terdeteksi oleh WHO pada 31 Desember 2019. Saat itu, namanya belum Covid-19, tapi pneumonia of unknown cause atau radang paru yang belum diketahui penyebabnya.
Sebulan kemudian tepatnya pada 30 Januari 2020, WHO menyatakan penyakit itu sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia, sesuai aturan International Health Regulation (IHR).
Pada saat itu juga, sudah ada 19.961 kasus konfirmasi dan suspek. Juga sudah ditemukan bukti adanya penularan antar manusia.
"Lalu, karena kasus terus berkembang dengan berbagai dimensinya maka pada pada 11 Maret 2020, Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO," jelasnya melalui keterangan tertulis kepada merdeka.com, Kamis (12/5).
Sementara itu, Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau Acute hepatitis of unknown aetiology mulai dideteksi WHO pada 5 April 2022. Lebih dari sebulan berjalan, jumlah kasus probable di dunia sekitar 300-an.
Hingga 10 Mei 2022, dunia mencatat ada 348 kasus probable dari 21 negara, 26 di antaranya memerlukan transplantasi hati. Di sisi lain, belum ada informasi jelas tentang penularan antar manusia.
"Tentu saja sampai sekarang Hepatitis akut berat ini belum dinyatakan sebagai PHEIC, karena masih membutuhkan data ilmiah yang lebih jelas lagi," ucapnya.
Mantan DirJen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini mengatakan setiap penyakit memang tidak dapat dibandingkan dengan penyakit lainnya.
Sebab, setiap penyakit dipengaruhi banyak faktor berbeda. Namun, setidaknya situasi sebulan sesudah penyakit ditemukan dapat dibandingkan.
"Situasi sebulan sesudah ditemukan adalah amat berbeda antara Covid-19 dengan Hepatitis akut berat sekarang ini," kata dia.
"Walaupun demikian, kita semua tentu perlu waspada penuh dan melakukan antisipasi memadai, jangan abai tetapi juga jangan pula panik. Lakukan penanggulangan sejalan perkembangan ilmu yang ada dan beri penjelasan menyeluruh pada masyarakat luas," tutupnya
(mdk/ray)