Mendagri: Revolusi mental harus jadi gerakan sosial masyarakat Indonesia
Tjahjo pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa revolusi mental bukanlah berorientasi pada proyek atau sekedar instruksi pemerintah, tetapi harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri dan menyampaikan pesan dari makna revolusi mental yang setiap tahunnya diselenggarakan, pada tahun ini dilaksanakan Kegiatan Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Bersatu Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Tahun 2018 Di Provinsi Sulawesi Utara, Sabtu (27/10).
Tjahjo pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa revolusi mental bukanlah berorientasi pada proyek atau sekadar instruksi pemerintah, tetapi harus menjadi gerakan sosial masyarakat Indonesia.
-
Siapa saja keturunan Syekh Jumadil Kubro? Secara keturunan, Syekh Jumadil Kubro merupakan ayah dari Sunan Ampel dan Sunan Giri.
-
Kapan Sujiwo Tejo tampil di acara Jagong Budaya di Bojonegoro? Budayawan Sujiwo Tejo menyemarakkan acara Jagong Gayeng bertemakan "Budaya Rasa Melu Handarbeni" di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojoengoro, akhir pekan lalu.
-
Kapan Joko Kendil memulai pengembaraannya? Joko Kendil mengaku berasal dari Lor Kadilangu. Dia mengatakan sudah pergi mengembara keliling dunia sejak usia 19 tahun.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana proses kepergian Wibowo Wirjodiprodjo? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
Lebih lanjut, Ia menuturkan berbagai hal perbaikan yang menjadi bagian output dari setiap program revolusi mental, khususnya perilaku para aparatur pemerintahan dan masyarakat pada umumnya.
"Menginjak 4 (empat) tahun pelaksanaan Revolusi Mental telah banyak perubahan terjadi antara lain semakin baiknya pelayanan publik, tingkat disiplin ASN dan masyarakat, kemandirian bangsa, kebersihan lingkungan, serta semakin kokohnya NKRI di tengah terpaan berbagai ideologi dunia," tuturnya.
Menteri Tjahjo menaruh harapan besar dari setiap gerakan revolusi mental untuk dapat melembaga, bukan hanya bersifat seremonial. Makna dari revolusi mental harus mencerminkan mental bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila.
"Inti dalam perubahan pola pikir, pola sikap dan pola perilaku yang dimaksudkan dalam revolusi mental," Tegasnya.
Tjahjo memaparkan kondisi faktual bangsa Indonesia yang multikultur sebagai modal dasar pembangunan, bukan sebagai potensi ancaman disintegrasi bangsa.
"Sebagai bangsa besar dan majemuk kita mempunyai kurang lebih 714 suku bandingkan dengan Afganistan yang hanya mempunyai 7 suku tapi mengalami konflik suku lebih dari 40 tahun ini tentunya menjadi tantangan kita ke depan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," paparnya.
"Untuk menangkal dan mengatasi berbagai persoalan yang dapat memecah belah bangsa diperlukan sebuah upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan yang merupakan jati diri bangsa bersumber dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," Tegasnya.
Tidak bosan – bosannya, Tjahjo mengingatkan perlu adanya gerakan bersama dengan kesadaran yang sama menuju Indonesia yang bersatu dengan cara hindari ujaran kebencian, penyebaran berita bohong, dan isu SARA karena hal tersebut dapat memecah bangsa.
Khusus untuk para Aparatur Sipil Negara dalam menghadapi tahun politik Pemilu serentak tahun 2019. "Jaga netralitas ASN, tingkatkan profesionalisme, jadilah agen perubahan serta penerang Revolusi Mental di masyarakat," tukasnya.
Baca juga:
Kemendagri sebut posisi Wagub DKI bisa kosong hingga 2021
Kemendagri ingatkan Wali Kota Bandung segera lantik Benny sebagai Sekda
Kemendagri dukung penuh kinerja KPK
Mendagri: Revolusi Mental terbukti nyata, bukan jargon
Mendagri: Praja IPDN yang berkelahi dan narkoba langsung dipecat