Menengok perjuangan polisi bawa logistik pilkada di daerah terpencil
Beberapa perahu nelayan berbaris rapi di pemukiman rumah-rumah panggung di Sungai Musi. Perahu ketek membawa kotak suara yang berisi logistik baru tiba setelah mengarungi sungai sejauh 50 kilometer dari ibukota kecamatan.
Beberapa perahu nelayan berbaris rapi di pemukiman rumah-rumah panggung di Sungai Musi. Perahu ketek membawa kotak suara yang berisi logistik baru tiba setelah mengarungi sungai sejauh 50 kilometer dari ibukota kecamatan.
Desa Rantau Keroya, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, merupakan salah satu daerah perairan dan terpencil. Musi Banyuasin adalah satu-satunya daerah di Sumatera Selatan yang menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 15 Februari 2017 kemarin.
Lokasi yang sulit dijangkau tak membuat panitia pemungutan lemah semangat. Termasuk juga anggota kepolisian yang ditugaskan mengawal sekaligus membantu membawa logistik ke tempat pemungutan suara (TPS).
Adalah Bripda Chandra Irawan dan Brigadir Al Fajri yang mendapat tugas mengirimkan logistik ke daerah pinggiran yang hanya bisa diakses melalui jalur sungai. Banyak sukaduka yang dialami anggota unit Intelkam Polsek Lais itu.
Dengan berpakaian lengkap polisi dan senjata laras panjang, dua polisi itu mengangkut logistik dari sungai menuju TPS 1 sampai TPS 8 di desa itu, Minggu (12/2). Perjalanan cukup lama hilang sekejap begitu melihat rumah-rumah panggung di depannya.
Namun saat menurunkan logistik, petugas kebingungan karena tidak ada dermaga sehingga kapal ketek tak bisa bersandar ke tepian desa. Alhasil, mereka memutuskan turun ke sungai meski pakaian basah kuyup karena kedalaman air nyaris sedada.
Satu persatu, kotak suara dipanggul dari air menuju daratan. Melihat jerih payah anggota, warga setempat dibuat kagum.
Perjuangan dua polisi tersebut belum berakhir. Mereka harus kembali membawa surat suara ke Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) untuk rekapitulasi manual. Lagi-lagi, mereka harus memanggulnya sambil masuk air menuju kapal ketek.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengungkapkan, dirinya mengapresiasi peran serta anggotanya yang terlibat dalam distribusi logistik Pilkada Muba. Apalagi, geografis daerah itu terdapat banyak daerah perairan sehingga diperlukan strategi khusus untuk menjangkaunya.
"Saya apresiasi. Selain mengamankan, anggota polisi juga membantu mengirimkan logistik ke TPS, sampai ke pelosok, desa terpencil, dan perairan," ungkap Agung, Jumat (17/2).
Dari laporan yang diterimanya, kata dia, beberapa anggotanya sampai tercebur ke sungai saat mengangkut logistik. Beruntung, perlengkapan Pilkada tidak sampai rusak dan basah karena tidak turut masuk ke air.
"Ada yang tercebur, basah semua badannya. Alhamdulillah kotak suaranya tidak sampai basah," kata dia.
Pada Pilkada Muba, dua pasang calon bertarung, yakni pasangan Dodi Reza Alex-Beni Hernedi dan Amiri Arifin-Ahmad Toha. Berdasarkan hitung cepat salah satu lembaga survei, pasangan Dodi-Beni yang diusung semua partai politik unggul dengan perolehan suara 76,8 persen dan Amiri-Toha dari independen hanya meraup 23,2 persen.
"Alhamdulillah, pelaksanaan Pilkada Muba berlangsung aman dan tertib, tidak ada kendala apapun," pungkas mantan Kakorlantas Mabes Polri itu.