Menerka Alasan Kemenlu Jepang Terbitkan Waspada Peningkatan Teror di Indonesia
Pengamat Terorisme Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Zaki Mubarak menilai imbauan tersebut menyusul penangkapan puluhan aktivis Neo Jemaah Islamiyyah (Neo JI) beberapa hari lalu, salah satunya di Indonesia.
Belakangan Pemerintah Jepang telah menerbitkan peringatan kepada warganya untuk waspada akan ancaman peningkatan risiko ancaman teror di Indonesia dan lima negara Asia Tenggara lainnya. Lewat kementerian luar negeri, Jepang meminta warganya untuk menjauhi tempat ibadah dan kerumunan.
Menanggapi peringatan itu, Pengamat Terorisme Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Zaki Mubarak menilai imbauan tersebut menyusul penangkapan puluhan aktivis Neo Jemaah Islamiyyah (Neo JI) beberapa hari lalu, salah satunya di Indonesia.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana bentuk rumput Jepang? Rumput Jepang memiliki bentuk daun yang menyerupai jarum dengan runcing dan ramping. Pertumbuhan rumput ini ditandai oleh daun-daun kecil yang padat, menciptakan penampilan yang teratur dan rapi.
-
Kenapa Jepang membentuk Polisi Istimewa? Pembentukan Tokubetsu Keisatsu Tai atau Polisi Istimewa didasari kondisi kolonial Jepang yang terdesak pada masa perang Asia Timur. Keadaan tersebut membuat mereka menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas tinggi.
-
Apa rahasia panjang umur masyarakat Jepang? Masyarakat Jepang memiliki pola makan sehat yang mendukung mereka memiliki umur panjang dan sehat. Jepang merupakan salah satu negara dengan beragam kuliner yang khas dan rasa yang lezat. Siapa sangka bahwa hal tersebut merupakan salah satu kunci dari kehidupan panjang umur masyarakat Jepang.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana cara Jepang menguasai Tarakan? Karena jumlah pasukan dan senjata yang lebih banyak, Jepang berhasil mengalahkan Belanda dalam pertempuran tersebut. Kemudian pasukan Belanda menyerah pada tanggal 12 Januari 1942. Kemenangan Jepang, tentu memberikan keleluasaan baginya untuk menguasai Tarakan.
"Saya kira pemerintahan Jepang khawatir bahwa imbas penangkapan puluhan aktivis Neo-JI dan tokoh-tokohnya," kata Zaki saat dihubungi merdeka.com, Selasa (14/9).
Semisal, kata Zaki, penangkapan Abu Rusydan bersama tiga orang lainnya yang diduga sebagai anggota JI pada hari Jumat (10/9) di Bekasi. Yang berimbas spekulasi akan ada gerakan dari pengikutnya untuk lakukan teror pembalasan.
"Kira-kira mirip saat Aman Abdurrahman -ideolog JAD di vonis hukuman mati awal 2018 lalu, sel-sel JAD di sejumlah segera meresponsnya dengan pengeboman. Termasuk bom bunuh diri di Surabaya. Yang lain, melakukan serangan pada polisi tahanan Mako Brimob Depok," ujarnya
"Di Riau mereka menyerang markas polisi juga. Jadi mungkin saja pemerintah Jepang mengantisipasi kemungkinan terulangnya kekerasan seperti itu," lanjutnya.
Akan tetapi, Zaki memandang jika peringatan dari Jepang kepada warganya untuk menjauhi fasilitas keagamaan dan keramaian di enam negara Asia Tenggara, atas adanya serangan maupun aksi teror terlalu berlebihan.
"Tetapi menurut saya kekhawatiran itu terlalu berlebihan. Neo-JI berbeda dengan JAD -yang mendukung ISIS-dari segi ancaman teror. Ideologi dan strategi jihad Neo-JI saat ini sangat berbeda, mereka menghindari konfrontasi langsung, menahan diri melakukan aksi teror. Neo-JI menganggap belum waktunya, belum siap karena tidak adanya peluang, dukungan serta sumber daya yang dimilikinya," bebernya.
Pasalnya, menurut Zaki strategi jihad Neo-JI yang dikendalikan Para Wijayanto dan Abu Rusydan saat ini adalah dakwah ke masyarakat untuk menanamkan ideologi, melatih dan mengirim tenaga- tenaga Asykari (kemiliteran) di sejumlah tempat (termasuk ke Suriah). Termasuk penggalangan dana antara lain melalui ribuan kotak-kotak amal fiktif dan merekrut kelompok profesional.
Terlebih, Neo-JI paham soal minimnya sumber dayanya, sehingga yang dicanangkan adalah program jihadnya bersifat jangka panjang. Diprediksi dalam 10 tahun terakhir tidak ada aksi teror kekerasan yang melibatkan anggota- anggota Neo-JI. Bahkan kelompok Neo-JI tidak bersedia melibatkan diri dengan ajakan jihad para pendukung ISIS.
"Bahkan mengecam aksi-aksi pengeboman dan penyerangan teroris sebagai tindakan bodoh. Karena belum saatnya dilakukan," terangnya.
Atas hal itu, Zaki menduga bila kekhawatiran Jepang mungkin dipicu juga oleh pernyataan sejumlah pengamat yang keliru memahami perkembangan ideologi dan strategi Neo-JI, dan tidak melihat perkembangan terbaru
"Tidak up date. Beberapa komentator mensinyalir akan ada teror- teror balasan pasca penangkapan Abu Rusydan. Ini tentu meresahkan. Pandangan yang menurut saya keliru. Meskipun tetap perlu adanya kewaspadaan," jelasnya.
"Menurut saya pengikut dan tokoh-tokoh Neo -JI yang ditangkap akan memilih strategi kooperatif dengan pemerintah -termasuk bergabung dalam program deradikalisasi dipenjara sebagai cara supaya lekas bebas," tambahnya.
Sehingga, Zaki mengimbau seharusnya pemerintah Jepang maupun perwakilan negara asing di Jakarta seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan berlebihan soal keamanan setelah diringkusnya pimpinan Neo-Ji.
"Saya tidak yakin dalam jangka dekat akan ada pengeboman atau serangan teror lainnya dari sel-sel Neo-JI," jelasnya.
Tidak Usah Khawatir
Sedangkan pendapat lain disampaikan Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib yang menilai bahwa peringatan dari pemerintah Jepang kepada warganya tentang kemungkinan serangan teror di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah bentuk pencegahan dini.
"Dalam studi intelijen ini disebut early warning. Justru bagus agar pemerintah dan juga warga tidak kecolongan. Jadi lebih waspada dan hati-hati, " ujar Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib.
Menurut Ridlwan, intelijen Jepang pasti mendapatkan sumber yang valid dan akurat sehingga menyampaikan peringatan bagi warga Jepang. "Kementerian Luar Negeri Jepang dan intelijen Jepang tentu tidak sembarangan dalam membuat analisa. Tetapi didasari bahan dan info A1 yang terpercaya, " ujarnya.
Ridlwan menambahkan, early warning dari Jepang justru akan membuat intelijen negara lain waspada dan segera melakukan pencegahan. "Densus 88 Polri profesional dan pasti juga segera melakukan langkah langkah antisipasi agar tidak terjadi serangan," katanya.
Meski imbauan itu sudah ada, tapi Ridlwan berharap masyarakat tidak perlu takut dan cemas. "Tetap beraktivitas seperti biasa tentu dengan waspada. Yakinlah bahwa BIN dan Densus 88 Polri pasti bekerja maksimal mencegah setiap upaya serangan sekecil apapun," ujar Ridlwan.
(mdk/eko)