Mengenal Sosok ZA Penyerang Mabes Polri, Pendiam dan Jarang Keluar Rumah
ZA memang cukup pendiam. Namun keluarga tidak ada yang merasa sikap pendiam ZA membuat dirinya nekat melakukan aksi teror tersebut.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam keterangannya Rabu (31/1) malam di Mabes Polri menjelaskan, ZA merupakan pelaku teror lone wolf dengan ideologi ISIS. Polisi masih menelusuri keterkaitan ZA dengan kelompok-kelompok yang ada.
Tidak ada yang menduga jika gadis yang dikenal pendiam itu bakal melakukan aksi yang menggegerkan. Zakiah Aini (ZA) bahkan jarang keluar rumah. Aksi ZA itu juga membuat kaget para tetangganya di Ciracas Jakarta Timur. Termasuk, Kusdi selaku Ketua RT tempat ZA tinggal tidak menyangka kalau ada warganya lah yang terlibat.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Siapa yang melaporkan Dewan Pengawas KPK ke Mabes Polri? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara perihal Nurul Ghufron yang melaporkan Dewan Pengawas (Dewas) KPK ke Bareskrim Mabes Polri dengan dugaan pencemaran nama baik.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Kenapa Mpok Alpa bingung dengan teror tersebut? Cek cctv tapi yang anehnya CCTV gue mati, pas lempengan itu dicek nggak ada, aneh mati. Pas gua cek mati, " kata Mpok Alpa.
Kusdi mengatakan, berdasarkan cerita dari pihak keluarga kalau ZA memang cukup pendiam. Namun keluarga tidak ada yang merasa sikap pendiam ZA membuat dirinya nekat melakukan aksi teror tersebut. Perilaku ZA selama ini biasa saja.
"Enggak pernah, enggak ada (perilaku aneh). Ibu bapaknya enggak pernah (menyangka) untuk ke arah situ (terlibat aksi penyerangan) enggak pernah. (Aktivitas) biasa saja bantuin, nyapu ngepel biasa di rumah, kata keluarga," ujar Kusdi ketika dijumpai wartawan, pada Kamis (1/4).
Kusdi mengakui kalau selama menjadi RT tidak pernah melihat ZA beraktivitas keluar rumah dan dari keterangan keterangan keluarga, ZA yang mulai dirasakan adanya perubahan menjadi pendiam sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
"Ya katanya sih sejak SMP, kata keluarganya gitu. Saya sendiri selama jadi RT disini enggk pernah ngelihat dia," tuturnya.
"Enggak ada kayaknya (temen sekolah ramai di rumahnya) enggak punya teman. Kalau saya bilang, orang dianya juga kayaknya kaga mencari temen," tambahnya.
Bahkan, Kusdi sempat terkejut terkait penampilan ZA yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara menggunakan cadar. Sebagaimana diketahui, kalau pada saat aksi penyerangan di Mabes Polri kemarin, ZA terlihat menggunakan gamis dan memakai cadar.
"Oh enggak pake cadar dia mah. Biasa aja. Kerudung biasa. Pake kerudung pakai masker. Enggak pake cadar. Enggak tahu kalau di luar. Kalau di sana saya enggak tahu (kalau pakai cadar)," ujarnya.
Keluarga ZA Aktif Ikut Kegiatan Warga
Sedangkan, kata Kusdi, keluarga ZA terutama ibunya adalah orang yang aktif kegiatan warga seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT, Posyadu. Termasuk bapaknya yang sering bersosialisasi dengan warga.
"(Ibunya) Aktif PKK, Posyandu sama istri saya bareng, aktif. Bapaknya sering ke musala, ngobrol sama warga, bergaul. Kayak orang hidup biasa," tuturnya.
Sementara untuk kondisi di rumah, Kusdi mengetahui kalau ZA yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara dan tinggal bersama kedua orang tuanya serta satu keponakan.
"Anak yang lakinya sudah ikut sama bininya, yang perempuan pertama ikut sama suaminya. Paling si anak lakinya satu, memang kerja juga. Dia (ZA) sendiri berarti sama ponakannya doang, sama bapak dan ibunya," katanya.
Atas kejadian ini, Kusdi menyampaikan akan lebih membangun keeratan antar warga dengan beragam kegiatan yang akan disiapkan. Termasuk mengimbau warga agar tidak menjauhi keluarga ZA.
"Imbauannya ya kita harus lebih aktif lagi di lingkungan kita ini. Dibikin lebih ketat lagi lah," ujarnya.
Sempat Pamit Keluar Dari Pagi
Sebelumnya, Banyak yang tidak menyangka kalau ZA perempuan berumur 25 tahun yang dikenal cukup tertutup tersebut, menjadi pelaku penyerangan ke Markas Besar (Mabes) Polri pada Rabu (31/4) kemarin.
"Padahal ayah dan ibunya aktif. Anaknya (ZA) doang yang diam di kamar aja. Kalau keluar itu paling sampai teras, berapa menit, balik lagi ke kamar," kata Kusdi.
Bahkan, Kusdi pun sempat terkejut saat beberapa personel polisi mendatangi rumahnya yang pada kemarin meminta untuk diberitahu rumah Zakiah.
Kusdi mengatakan berdasarkan pengakuan dari keluarga kalau ZA sempat pamit dari rumah sejak pagi. Namun tidak ada yang mengetahui keberangkatannya ke mana.
Karena kepergian itu pihak keluarga, kata Kusdi, mengaku sempat khawatir dan ingin melapor ke polisi terkait kepergian ZA yang belum pulang sejak pagi.
"Kata keluarganya si tadinya sudah mau lapor ke kepolisian, karena dari jam 9 pagi sampai magrib belum pulang-pulang. Jam setengah 9 keluar katanya 'Mah saya mau keluar sebentar' tapi sampai seharian, Magrib sampai meninggal itu engga ada kabar," tuturnya.
(mdk/bal)