Mengenang Romo Mangun di bantaran Kali Code
Dari rumah yang tidak tertata, Romo Mangun menyulapnya menjadi rumah yang terbuat gedek (anyaman bambu).
Siapa tak kenal dengan YB Mangunwijaya (Romo Mangun), seorang arsitek handal yang terkenal dengan proyek sosialnya membangun rumah di bantaran Kali Code, Yogyakarta. 9 Februari lalu, para warga Kali Code berserta sejumlah aktivis mengenang Romo Mangun dengan menggelar Haul ke-15.
Meski kini Romo Mangun sudah tidak ada lagi, paling tidak ingatan tentangnya masih lekat di ingatan beberapa orang yang tinggal di Kali Code. Salah satunya adalah Slamet, penghuni pertama di bantaran kali.
Slamet menceritakan, dia masih kecil ketika pertama kali tinggal di bantaran Kali Code. Saat itu dia ingat hanya ada enam rumah di sepanjang bantaran kali yang membelah Yogyakarta itu.
"Pertama kali di sini itu hanya ada enam rumah, kalau boleh disebut rumah, soalnya itu cuma dari triplek dan kardus. Salah satunya rumah orang tua saya," ujar Slamet saat ditemui di rumahnya di bantaran Kali Code, Rabu (12/2).
Kondisi rumah di bantaran Kali Code hanya seadanya, sampai akhirnya pada tahun 1983 Romo Mangun datang ke Code dan menggagas pembangunan rumah di bantaran.
"Tahun 83-an Romo masuk ke sini, dan mulai membuat dua rumah besar dengan sekat-sekat dan satu tempat pertemuan," kenang Slamet.
Dari rumah yang tidak tertata, Romo Mangun menyulapnya menjadi rumah yang terbuat gedek (anyaman bambu) dengan sekat bilik untuk tempat tinggal masing-masing keluarga.
"Satu rumah itu ada beberapa pintu sesuai sekatnya, ada sekitar 20-an sekat lebih," kata Slamet.
Untuk memperindah supaya tidak terlihat kumuh, ujar Slamet, rumah gedek tersebut digambari dengan mural-mural berwarna. Selain membangun rumah, Romo Mangun juga menggerakkan komunitas-komunitas untuk memberikan pendidikan di Kali Code.
"Dulu yang pertama kali sekolah formal itu cuma ada 4 orang di sini, salah satunya saya, yang lain tidak punya pendidikan, lalu di sini dibuat kelompok belajar untuk anak-anak. Saya juga sempat ikut kelompok belajarnya," jelas Slamet.
Meski kini Romo Mangun sudah tidak ada, warga di Kali Code tetap ingat sosok penerima Ramon Magsaysay Award pada 1996 itu. Perjuangan Romo Mangun membangun rumah untuk warga Code diceritakan terus menerus.
Meski sudah banyak warga pendatang baru, mereka tetap tahu bagaimana Romo Mangun memulai karyanya di Code.
"Sekarang sudah banyak pendatang, generasi juga sudah berganti, tapi biarpun nggak pernah ketemu Romo, warga sini tetap tau siapa Romo Mangun," ucapnya.