Mengingatkan Generasi Muda Tak Mudah Termakan Hoaks, Jaga Persaudaraan
Generasi milenial khususnya diingatkan harus mampu menyaring isu sengaja disebar untuk merusak persaudaraan di Indonesia.
Kelompok ingin memecah belah persatuan diminta berhenti menyebarkan informasi berbau fitnah dan ujaran kebencian. Generasi milenial khususnya diingatkan harus mampu menyaring isu sengaja disebar untuk merusak persaudaraan di Indonesia.
"Tidak boleh berkonflik apalagi menyebarkan hoaks bisa menimbulkan fitnah di antara sesama. Ini adalah garis yang harus kita lalui dalam membangun peradaban," kata Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi dalam keterangannya, Selasa (16/3).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana Gatotkaca dari Sukoharjo melawan hoaks? Danar mengatakan, tempat paling tepat untuk menanyakan kebenaran terkait berita yang mereka peroleh adalah tempat di mana mereka menuntut ilmu, seperti melakukan diskusi atau sharing dengan guru terkait berita yang mereka dapatkan.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.
-
Bantuan sosial apa yang dikatakan sebagai hoaks? Itu hoaks dan tidak benar, kami di lembaga BP2MI tidak pernah mengeluarkan program bantuan sosial kepada Pekerja Migran Indonesia seperti informasi yang beredar," kata Wahyuningrum atau yang akrab disapa Yayuk, dikutip dari situs bp2mi.go.id, Senin (4/12).
Menurutnya, anak muda juga harus sering mendengarkan ceramah membangun dan menyejukkan. Bukan ceramah-ceramah ekstrem tidak relevan. Selain itu, generasi muda harus saling membaur jangan hanya mengandalkan ceramah dari Youtube.
"Kita sebagai orangtua harus mampu mengingatkan anak-anak kita dan saudara kita. Anak-anak muda harus diajak agar tidak memilih ustaz-ustaz radikal. Kalau pun harus menonton ceramah Youtube, pilih yang dakwahnya menyejukkan," saran Zuhairi.
Dia juga mengajak umat muslim khususnya berjuang bersama-sama mencari solusi untuk menyelesaikan sejumlah masalah di negeri ini. Zuhairi meyakini ruang gerak kelompok-kelompok radikal intoleran makin sempit karena sudah ada ketegasan dari pemerintah.
"Jadi saya sangat optimis melihat masa depan," tutur jebolan Al-Azhar Mesir ini.
Zuhairi menyampaikan bahwa orang mengerti agama dengan baik tidak mungkin radikal negatif. Karenanya, harus dipahami bahwa agama itu sumber kebajikan, agama adalah sumber kerahmatan, sumber persaudaraan.
"Orang-orang menjadi radikal kan karena mereka tidak mengerti ukhuwah. Kalau tahu pentingnya persaudaraan maka dia tidak akan membunuh orang lain. Juga tidak akan mengkafirkan orang lain," tandasnya.
(mdk/did)